Infocakrawala.com – JAKARTA – Berita mengejutkan datang dari lingkungan ekonomi kripto. Dalam sepekan terakhir, nilai tukar Bitcoin dan juga Ethereum mengalami penurunan yang tersebut cukup signifikan.
Bitcoin merosot tambahan dari 15%, menyentuh level USD49.700 dari sebelumnya USD59.500. Ethereum juga tak luput dari koreksi, turun ke level USD2.200 dari USD2.760.
Apa Penyebabnya?
Fahmi Almuttaqin, Crypto Analyst Reku, menjelaskan bahwa penurunan radikal ini dipicu oleh beberapa faktor:
1. Ketakutan Resesi AS: Informasi sektor ketenagakerjaan Amerika Serikat yang mana dirilis pekan lalu memicu perasaan khawatir akan resesi, menciptakan penanam modal beralih ke aset yang tersebut tambahan aman.
2. Peluang Tekanan Jual dari Kreditur Mt. Gox: Lebih dari 17 ribu kreditur Mt. Gox sudah menerima pengembalian aset kripto mereka, berpotensi menyebabkan tekanan jual di tempat pasar.
3. Kebijakan Bank Sentral Jepang: Bank sentral Negeri Matahari Terbit meningkatkan suku bunga kemudian menghurangi pembelian surat utang, yang dimaksud dapat mempengaruhi sentimen bursa global.
4. Adopsi Kripto yang tersebut Lambat: Pertumbuhan adopsi kripto dari produk-produk di tempat biosfer terdesentralisasi masih relatif minim.
Apakah Hal ini Saatnya Beli?
Indeks Fear & Greed, yang digunakan mengukur sentimen pasar, menunjukkan area “extreme fear” di dalam nomor 17. Menurut Fahmi, situasi ini bisa saja menjadi potensi emas bagi pemodal untuk membeli aset kripto dalam nilai tukar yang relatif rendah.
“Investor Bitcoin dari bursa modal Amerika Serikat juga tiada terlihat mengambil reaksi besar melawan koreksi yang mana terjadi,” tambah Fahmi. “ETF Ethereum spot bahkan membukukan netflow positif sebesar USD48,8 jt pada perdagangan hari Mulai Pekan lalu (4/8/2024),” tambahnya.
Optimisme Penambang Bitcoin
Para penambang Bitcoin sendiri masih optimis. Penurunan hash rate yang tersebut terjadi masih tergolong fluktuasi normal lalu bukan mengindikasikan adanya penghentian operasi penambangan besar-besaran.
Potensi Pergerakan Bitcoin ke Depannya
Fahmi mengamati bahwa tren bullish Bitcoin masih kemungkinan besar bertahan. Periode Agustus-September mampu menjadi periode akumulasi bagi sebagian penanam modal untuk bersiap menghadapi reli utama pada fase bullish kripto berikutnya, yang digunakan berpotensi terjadi setelahnya The Fed mengubah arah kebijakan suku bunga.
Namun, Fahmi juga mengingatkan bahwa jikalau suku bunga diturunkan ketika naiknya harga Amerika Serikat masih tinggi, ada kemungkinan suku bunga akan ditahan kembali, khususnya apabila naiknya harga kembali naik. Hal ini dapat menghambat reli yang tersebut akan berlangsung.
Rekomendasi untuk Investor
Di sedang ketidakpastian pasar, Reku menyarankan penanam modal untuk mengambil langkah yang mana cermat juga tiada tergesa-gesa. Fahmi menyarankan untuk mencari sumber informasi yang digunakan mudah dimengerti kemudian sudah ada mencakup analisis pasar.
Selain itu, penanam modal juga dapat melakukan strategi menabung rutin (dollar-cost averaging) lalu memantau kondisi bursa secara reguler. “Fitur Portfolio Analysis di dalam Reku juga dapat membantu pemodal meninjau rangkuman investasinya secara real-time,” ungkapnya.
“Pasar kripto memang benar sedang mengalami masa-masa sulit, tetapi tidak berarti tiada ada peluang. Dengan strategi yang tepat juga informasi yang akurat, penanam modal masih sanggup meraih keuntungan pada sedang ketidakpastian ini,” beber Fahmi.
Data lalu Angka Penting:
– Penurunan biaya Bitcoin lebih banyak dari 15% pada 24 jam.
– Ethereum terkoreksi ke level USD2.200 dari USD2.760.
– Ukuran Fear & Greed menunjukkan area “extreme fear” di area hitungan 17.
– ETF Ethereum spot membukukan netflow positif sebesar USD48,8 jt pada4Agustus2024.