2 Kasus Baru Kematian penyebaran virus Corona DKI Jakarta, Kemenkes Sebut Keterisian RS Juga Bertambah

2 Kasus Baru Kematian penyebaran virus Corona DKI Jakarta, Kemenkes Sebut Keterisian RS Juga Bertambah

Infocakrawala.com – Menyusul 2 perkara kematian akibat penyebaran virus Corona di dalam DKI Jakarta, Kementerian Bidang Kesehatan (Kemenkes) akui ada kenaikan jumlah agregat keterisian rumah sakit yang dimaksud merawat Covid-19. Namun, keterisian itu masih di dalam ambang batas aman.

Direktur Jenderal Pelayanan Aspek Kesehatan Kemenkes dr. Azhar Jaya, S.H., SKM, MARS menyatakan bilangan keterisian tempat tidur RS yang dimaksud merawat pasien pandemi Covid-19 meningkat pada bawah 10 persen, sehingga masih di tingkat aman.

“(Keterisian rumah sakit) memang sebenarnya meningkat, tapi masih sangat jauh dari kapasitas yang kita punyai, belum sampai 10 persen,” ujar dr. Azhar di tempat Setia Budi DKI Jakarta Selatan, Selasa (12/12/2023).

Meski bilangan bulat keterisian tempat tidur perawatan pandemi Covid-19 di dalam RS masih di tempat tingkat aman, namun dr. Azhar menegaskan pemerintah tetap saja akan melakukan langkah antisipasi belajar dari awal pandemi agar tiada terjadi kecolongan lonjakan kasus.

“Tapi kita masih waspada dengan peningkatan Covid-19, maka pemerintah nggak mau lagi kebakaran jenggot, maka kalau kita mau vaksin, kita sudah ada siapkan sentra-sentra vaksinnya,” katanya.

Dr. Azhar juga membenarkan bahwa tindakan hukum wabah Covid-19 terpantau meningkat di area wilayah dengan mobilitas tinggi dan juga penduduk padat seperti DKI Jakarta. Inilah sebabnya pemerintah sedang fokus memperbanyak sentra vaksinasi wabah Covid-19 di tempat beberapa kota besar.

“Vaksin ini tempat tertinggi dulu diutamakan, Ibukota Indonesia ada peningkatan beberapa kota besar. Apalagi ini terkait jumlah agregat vaksin yang tersebut besar, fokus tempat populasi tinggi,” papar dr. Azhar.

2 Kasus Kematian wabah Covid-19 pada DKI Jakarta

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi kemudian Imunisasi Dinas Kesejahteraan DKI Jakarta, Ngabila Salama, mengungkap seiring peningkatan persoalan hukum wabah Covid-19 oleh sebab itu mutasi virus, sekarang ini sudah ada ada dua tindakan hukum kematian akibat Covid-19, setelahnya dua bulan berturut-turut tiada ada korban jiwa.

“DKI Ibukota menemukan 2 kematian positif wabah Covid-19 pada bulan Desember 2023, pasca sebelumnya selama 2 bulan berturut-turut yakni Oktober serta November 2023, tiada ada kematian penyebaran virus Corona di area DKI Jakarta,” ujar Ngabila melalui pesannya untuk suara.com, Mulai Pekan (11/12/2023).

Adapun dua perkara kematian penyebaran virus Corona DKI Ibukota Indonesia ini terdiri dari perempuan 81 tahun, dengan komorbiditas atau penyakit penyerta hipertensi, sudah ada mendapat vaksinasi Covid-9 ke-3 namun belum menjalani vaksinasi dosis ke-4.

Kasus kedua yaitu perempuan berusia 91 tahun dengan komorbiditas stroke, meninggal akibat gagal jantung, serta sebanding sekali belum menjalani vaksinasi Covid-19.

Selanjutnya, Ngabila juga menjelaskan ketika selama periode 27 November hingga 3 Desember 2023, alias hanya sekali di 7 hari, dalam DKI Ibukota Indonesia sudah ada ditemukan 80 tindakan hukum positif Covid-19.

Dari total perkara ini, 90 persen persoalan hukum positif penyebaran virus Corona bergejala ringan, sisanya 10 persen bergejala sedang lalu harus dirawat di dalam rumah sakit. Namun, Ngabila menjelaskan pada waktu ini situasi dalam DKI DKI Jakarta masih terkendali.

Dari temuan perkara positif itu, Ngabila juga menemukan pandemi Covid-19 meningkat akibat kemunculan subvarian baru dari Omicron, yakni EG.2 juga EG.5.

“EG.4 lalu EG.5 masih yang dominan ditemukan di area DKI Jakarta dengan masing-masing telah 14 perkara ditemukan,” pungkas Ngabila.

(Sumber: Suara.com)