Infocakrawala.com – Bakal calon presiden (Bacapres) Prabowo Subianto beberapa kali kerap tampil mengenakan pakaian safari yang dilengkapi dengan saku berjumlah empat kemudian berwarna cokelat atau putih. Selengkapnya, ini beliau fakta dibalik baju safari Prabowo.
Penampilan Prabowo yang dimaksud mengenakan baju safari oleh beberapa orang dinilai membosankan. Namun di dalam sisi lain, pakaian safari ini menjadi ciri khas capres nomor urut 02 itu. Bahkan konon katanya, baju safari Prabowo memiliki sejarahnya sendiri.
Fakta Dibalik Baju Safari Prabowo
Berikut ini adalah beberapa fakta menarik dibalik baju safari Prabowo Subianto:
1. Baju Safari Prabowo Memiliki Angka Historis
Alasan Prabowo lebih banyak memilih memakai baju yang tersebut telah menjadi ciri khasnya itu berlatar belakang historis. Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon kala itu, pakaian yang dimaksud dikenakan oleh mantan Danjen Kopassus yang disebutkan untuk mengingatkan terhadap penduduk terhadap pendiri bangsa.
“Pak Prabowo ini terinspirasi para pendiri bangsa seperti Soekarno lalu Hatta. Pakaian ini mengingatkan kita pada perjuangan bangsa pada masa lalu,” jelas Fadli Zon.
Fadli mengatakan, meskipun gaya pakaian Prabowo meniru model pakaian para pendiri bangsa di area masa lalu, hal ini tidak berarti gaya Prabowo ketinggalan zaman.
Terlebih lagi, pakaian itu menunjukkan rasa nasionalisme yang tinggi. Di beberapa acara tertentu, ia juga tampil beda serta menyesuaikan pakaiannya dengan tema yang digunakan diangkat pada acara itu.
2. Mewakili Karakter Prabowo
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Dahnil Anzar Simanjuntak kala itu, mengungkapkan alasan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto kerap tampil memakai pakaian safari dengan saku berjumlah empat dan juga berwarna putih atau cokelat atau.
Sama seperti Fadli Zon, menurut Danhil Prabowo senang bila mengenakan pakaian safari itu lantaran melambangkan simbol perjuangan yang digunakan digunakan oleh para pendiri bangsa seperti halnya presiden-wakil presiden pertama RI, Soekarno-Mohammad Hatta.
“Pak Prabowo itu sejak awal ingin tampil otentik, sesuai karakter dirinya,” kata Dahnil.
“Beliau senang dengan safari warna cokelat oleh sebab itu bagi beliau itu adalah simbol perjuangan. Sejak dulu para founding fathers kita mengenakan pakaian safari cokelat kantong empat itu atau putih,” terangnya.
3. Menjadi Ciri Khas Prabowo Sejak pemilihan raya 2014
Baju safari yang digunakan dikenakan Prabowo pertama kali dikenalkan sejak Pemilihan Umum 2014 juga diperkirakan akan berlanjut hingga pemilihan umum 2024 mendatang.
Meski berbagai orang yang mengklaim bahwa gaya berbusana Prabowo membosankan. Bahkan beberapa pakar menyarankan agar Prabowo merubah style nya juga tambahan memainkan warna.
Namun tampaknya pasangan Gibran Rakabuming Raka ini tak ambil pusing. Sebab hingga ketika ini, Prabowo masih setia memakai baju safari. Terlebih ketika ia melakukan kampanye atau menjalankan tugasnya sebagai menteri pertahanan.
4. Sosok Dibalik Baju Safari Prabowo
Menteri Perlindungan (menhan) Prabowo Subianto memang benar terus-menerus tampil necis dengan baluran baju safari berwarna krem atau putih bersaku empat. Sosok dibalik tampilan gaganya itu, ada Yasbun yang merancang juga menjahit baju Ketum Gerindra ini.
“Tukang jahit saya namanya Abun. Bun kau bikin dong celana aku ya kasih karet,” kata Prabowo.
Diketahui, pria dengan syarat Grobogan, Jawa Tengah itu sudah ada 22 tahun menjahit baju Prabowo.
“Saya mengamati sosok beliau dulu waktu di area tentara kan orangnya beh nggak kemungkinan besar lah (jadi penjahit Prabowo). Dalam benak saya seperti itu, masa iya sih saya sanggup ketemu. Kan begitu saya nggak akan datang ngira ketemu pak Prabowo,” ujar pria yang mana akrab disapa Abun itu.
“Tapi mikirnya, oh galak nih orangnya pak Prabowo. Tapi dengan secara segera kita tatap muka, kita ngobrol langsung. Cuman casingnya aja lah kelihatan galak, tapi hatinya lembut,” pungkasnya.
Demikianlah beberapa fakta dibalik baju safari Prabowo. Gaya berpaikan Prabowo sudah ada menjadi ciri khasnya dari tahun ke tahun, meskipun ada pakar yang digunakan mengusulkan untuk menggantinya.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari
(Sumber: Suara.com)
