Bisnis  

Berjumpa Petani Se-Jawa Tengah, Presiden Jokowi Tambah Anggaran Pupuk Subsidi Hingga Rp14 Billion

Berjumpa Petani Se-Jawa Tengah, Presiden Jokowi Tambah Anggaran Pupuk Subsidi Hingga Rp14 Billion

Infocakrawala.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan para petani lalu penyuluh se Jawa Tengah di area Wilayah Banyumas, pada kesempatan itu presiden memerintahkan untuk menambah anggaran pupuk subsidi sebesar Rupiah 14 triliun. 

Dengan penambahan ini, Presiden menyatakan bahwa produksi beras dapat diadakan secara merata di dalam seluruh Indonesia. Dia pun mengingatkan agar ke depan tiada ada lagi keluhan petani mengenai pupuk subsidi.

“Menteri Pertanian sudah ada mengajukan kemudian dari Kementerian Keuangan saya harapkan agar segera direalisasikan. Kita akan mencoba untuk yang 14 triliun ini segera diproses. Tadi saya tanya dengan segera ke Pak Direktur PIHC ada 1,7 jt ton stok pupuk, lalu 1,2 jt ton yang tersebut bersubsidi. Dengan begitu kita harapkan agar yang namanya pupuk telah tidak ada bermasalah lagi,” ujar Presiden, Selasa (2/4/2024).

“Saya tidak ada ingin dengar itu tadi Menteri pertanian juga telah menyampaikan belinya pupuk bukan usah memakai kartu tani boleh memakai KTP juga bisa, setuju. Target kita di area Jawa Tengah ini produksi beras bisa saja kembali ke ranking dua lagi,” lanjutnya.

Meski demikian, Presiden mengakui persoalan pupuk merupakan persoalan semua negara sebab unsur baku utamanya sempat terkendala akibat pertempuran yang mana melibatkan dua negara Rusia lalu Ukraina. Belum lagi dunia sempat menghadapi permasalahan virus yang digunakan memporak-porandakan perekonomian global.

“Saya itu kalau ke desa sejak tahun 2020 keluhannya setiap saat satu pupuk bersubsidi benar? Tapi supaya bapak ibu tahu ini semua ada ceritanya. Planet ini pada kedudukan ekonominya bukan pasti ketidakpastian itu sehingga terjadi yang tersebut namanya krisis keuangan dunia sehingga terjadi yang digunakan namanya krisis pangan dunia sehingga terjadi krisis energi dunia sebab covid semuanya bahkan dari 200 lebih banyak negara, 96 negara telah menjadi pasiennya IMF. artinya negara itu sakit,” katanya.

Menurut Presiden, permasalahan virus covid 19 telah terjadi menyebabkan berbagai negara jatuh lantaran ekonominya menjadi lemah lalu keuangannya menjadi bukan baik. Bahkan hampir separuh negara di area dunia kondisinya memperihatinkan.

“Alhamdulillah kita wajib bersyukur oleh sebab itu pasca covid ekonomi kita bisa saja bangkit kembali. ini yang dimaksud patut kita syukuri jadi Februari 2020 serta ditambah dalam awal 2020 juga muncul yang tersebut namanya konflik di tempat Ukraina. Kita juga wajib bersyukur negara kita ini tentram damai tidak ada ada masalah. Saya bersyukur kita sanggup makan beras. makanan pokoknya beras,” katanya.

Presiden menambahkan bahwa penambahan anggaran ini juga dapat mampu menekan impor akibat produksi nasional tiada mencapai target yang mana diharapkan. Mengingat pertambahan penduduk nasional setiap tahunnya 4-4,5 jt jiwa.

“Yang kita harapkan adalah tidak ada impor beras lagi tapi itu di prakteknya sangat sulit lantaran produksi kita ini setiap saat tidak ada mencapai. sebab setiap tahun kita ini juga bertambah yang mana harus diberikan makan 4 jt sampai 4,5 jt bayi yang digunakan baru lahir. Semua butuh makan penduduk kita sekarang sudah ada hampir 280 jt jiwa ,semuanya butuh semuanya butuh beras,” jelasnya.

(Sumber: Suara.com)