Infocakrawala.com – JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menilai dengan skenario rupiah telah lama menguat dan juga peningkatan perekonomian yang dimaksud mencapai 5,11%, maka tak ada lagi kenaikan suku bunga acuan. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kenaikan BI Rate atau suku bunga acuan berdasarkan data yang digunakan ada sekarang sudah ada cukup untuk memverifikasi aliran modal asing masuk dan juga menekan hitungan inflasi.
“Arah pergerakannya tentu cuma ini dengan kenaikan BI rate kemudian SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) kemarin, tentu belaka data-data yang sekarang menunjukkan bahwa memang benar tak lagi ada keperluan untuk meningkatkan BI rate,” ujar Perry pada acara Perkembangan Sektor Bisnis Terkini BI, Rabu (8/5/2024).
Dengan data ketika ini, lanjut Perry, kenaikan suku bunga acuan sebelumnya cukup untuk memverifikasi stabilitas nilai tukar rupiah, memverifikasi adanya arus modal asing masuk juga menjaga inflasi.
“Dengan data-data yang digunakan sekarang, kami meninjau kenaikan bahwa kenaikan BI rate juga SRBI itu cukup untuk memverifikasi menguatkan stabilitas nilai tukar rupiah juga juga melakukan konfirmasi inflow lalu juga meyakinkan inflasi,” jelasnya.
Meski begitu, Perry memastikan, kebijakan suku bunga acuan tetap memperlihatkan mengawaitu hasil rapat badan gubernur (RDG). “Semuanya tetap saja data dependent, hasilnya tunggu nanti RDG bulanan kedua,” katanya.
Sebelumnya, pada Rapat Dewan Gubernur BI pada 23-24 April 2024, ada tindakan untuk meninggikan BI rate 25 basis poin menjadi 6,25%.
