Bisnis  

Harga Emas Bakal Naik Lagi, Negara-negara Hal ini Paling Getol Membeli

Harga Emas Bakal Naik Lagi, Negara-negara Hal ini Paling Getol Membeli

Infocakrawala.com – JAKARTA – Kenaikan harga jual emas diyakini akan terus berlanjut meskipun telah dilakukan mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Logam mulia ini dinilai masih memiliki ruang untuk kenaikan harga jual lebih lanjut lanjut akibat bank sentral sebagian negara terus membeli emas batangan di jumlah agregat yang tersebut juga mencapai rekor.

Kepala Studi Komoditas Citi Amerika Utara Aakash Doshi untuk CNBC mengatakan, nilai tukar logam kemilau ini bisa jadi naik menjadi USD2.300 per ounce atau sekitar Rp36,110 jt (kurs Rp15.700 per USD) pada paruh kedua tahun 2024, teristimewa dengan latar belakang ekspektasi bahwa Federal Reserve Amerika Serikat akan menurunkan suku bunga pada paruh kedua tahun 2024. Saat ini, emas sedang diperdagangkan di dalam tarif USD2.203 per ounce.

Harga emas cenderung miliki hubungan terbalik dengan suku bunga. Ketika suku bunga turun, emas menjadi tambahan menarik dibandingkan dengan aset pendapatan masih seperti obligasi, yang digunakan akan memunculkan imbal hasil yang dimaksud lebih tinggi lemah di area lingkungan dengan suku bunga rendah.

Macquarie juga memperkirakan nilai emas akan mencapai level tertinggi baru pada paruh kedua tahun ini. Meskipun mengakui bahwa pembelian fisik emas sudah pernah meningkatkan harga, ahli strategi Macquarie mengaitkan lonjakan nilai tukar sebesar USD100 baru-baru ini dengan “pembelian berjangka yang mana signifikan” pada catatan merek tertanggal 7 Maret.

“Bank sentral, yang telah lama membeli emas di total bersejarah selama dua tahun terakhir, juga akan terus menjadi pembeli yang kuat pada tahun 2024,” kata Kepala Bank Sentral Global Dewan Emas Planet Shaokai Fan.

Suku bunga yang lebih tinggi tinggi cenderung mengempiskan daya tarik emas dibandingkan obligasi sebab tak memberikan bunga apa pun. Sementara, penguatan dolar mengikis kemilau emas batangan yang tersebut dihargakan pada dolar Amerika Serikat bagi pemegang mata uang lainnya.

Permintaan fisik yang digunakan kuat terhadap emas juga didorong oleh daya tariknya sebagai aset safe-haven pada berada dalam ketidakpastian geopolitik. “Dalam dekade terakhir, Rusia dan juga China sudah pernah menjadi dua pembeli terbesar. Namun, pembelian bank sentral di beberapa tahun terakhir sudah terdiversifikasi,” kata Doshi.

China disebut sebagai pendorong utama permintaan konsumen juga pembelian emas oleh bank sentral. Pembelian emas oleh negara ini dinilai kemungkinan besar tidak ada akan melambat. Di antara bank-bank sentral, Bank Sentral China (PBOC) tercatat merupakan pembeli emas terbesar pada tahun 2023.

WGC menyebutkan, perekonomian China yang digunakan melemah dan juga sektor real estat yang digunakan terpuruk juga menggerakkan lebih lanjut sejumlah penanam modal beralih ke aset-aset safe-haven, dengan pembangunan ekonomi emas individu yang dimaksud masih kuat.