Kasus wabah Covid-19 Varian JN.1 Naik Hingga 43 Persen, Paling Banyak Pasien Tidak Alami Gejala?

Kasus wabah penyebaran virus Corona Varian JN.1 Naik Hingga 43 Persen, Paling Banyak Pasien Tidak Alami Gejala?

Infocakrawala.com – Lonjakan persoalan hukum wabah Covid-19 beberapa minggu terakhir hingga sekarang masih menjadi perhatian. Hal ini sebab adanya kenaikan wabah Covid-19 varian JN.1 dalam Indonesia sejak November lalu.

Menteri Bidang Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hasl pemeriksaan Whole Genome Sequensing (WGS), kenaikan perkara varian JN.1 ini bahkan mencapai 43 persen pada Desember. Pasahal, pada awal November belaka 1 persen.

“Hasil sequence kita terhadap JN.1 ini naik, tadinya cuma 1 persen pada awal November menjadi 19 persen di tempat minggu ketiga November, kemudian di tempat awal Desember ini sudah ada 43 persen,” kata Budi diambil dari rilis Kemenkes, Akhir Pekan (24/12/2023).

Hingga 19 Desember lalu, untuk varian JN.1 sendiri telah dilakukan terkonfirmasi sebanyak 41 kasus. 5 persoalan hukum konfirmasi ditemukan pada 6-23 November 2023. Untuk perinciannya, 2 persoalan hukum dari Ibukota Indonesia Utara, 1 tindakan hukum dari Ibukota Selatan, 1 tindakan hukum dari Ibukota Timur, juga 1 persoalan hukum dari Batam.

Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)

Untuk 36 persoalan hukum sisanya, berdasarkan pengambilan sampel pada 1-12 Desember 2023. Sebanyak 29 perkara ditemukan dalam Ibukota Selatan, 2 persoalan hukum dari Ibukota Timur, 2 persoalan hukum dari Ibukota Indonesia Utara, kemudian 3 tindakan hukum dari Batam.

Budi mengungkapkan, terkait kondisi pasien JN.1 sendiri sejauh ini masih didominasi tak bergejala yakni 39 persen. Sementara sekitar 14 persen pasien alami gejala seperti batuk, pilek, hingga sakit tenggorokan.

Beberapa pasien lainnya yaitu dengan kondisi komorbid. Beberapa penyakit komorbid yang digunakan diderita pasien penyebaran virus Corona varian JN.1 ini pada antaranya, penyakit jantung koroner (PJK), diabetes mellitus melitus (DM), hipertensi, gangguan pernapasan berat atau acute respiratory distress syndrome (ARDS), lalu gangguan imunologi.

Di berada dalam musim liburan ini, Budi mengimbau agar rakyat tetap saja melaksanakan protokol kemampuan fisik demi menjaga dari penularan. Ia juga menyarankan agar warga yang mana positif tanpa gejala untuk istirahat di dalam rumah.

Sedangkan, untuk publik yang dimaksud alami gejala disarankan untuk mendapatkan obat ke puskesmas atau fasyankes terdekat juga lakukan isolasi mandiri. Hal yang disebutkan akan membantu kurangi gejala semakin parah juga tak menularkan untuk orang lain.

“Masyarakat kalau telah ada gejala sebaiknya segera tes untuk mengetahui apakah positif Virus Corona atau flu biasa. Kalau positif Virus Corona tapi bukan bergejala sebaiknya istirahat saja. Kalau bergejala bisa jadi ke puskesmas untuk mendapatkan obat,” ungkapnya.

Bagi penduduk yang tersebut bukan terkena, disarankan untuk lakukan vaksinasi sebagai upaya pencegahan pandemi Covid-19 pada Indonesia semakin meluas.

(Sumber: Suara.com)