Laporan HID Ungkap Masa Depan Keamanan: Biometrik, Cloud, & Teknologi AI

Laporan HID Ungkap Masa Depan Keamanan: Biometrik, Cloud, & Teknologi Artificial Intelligence

Infocakrawala.com – JAKARTA – Laporan Industri Ketenteraman juga Identitas 2024 (2024 State of Security Report) yang mana disusun oleh HID mengungkap ada 6 tren terkait keamanan yang mana harus dicermati pada 2024.

Tren yang dimaksud diambil dari 2.600 responden dari stakeholder bidang keamanan juga IT dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Prabhuraj Patil, Commercial Director, Physical Access Control Solutions, ASEAN & Subkontinen India HID, mengumumkan tren yang menonjol di area Indonesia adalah Mobile IDs. Ini adalah oleh sebab itu tingginya koneksi seluler kemudian penetrasi internet.

“Gaya hidup publik Indonesia yang digunakan berbagai menggunakan media digital lalu pembayaran memacu keperluan Mobile IDs,” beber Prabhu.

“Potensi pemanfaatan Mobile ID sebagai bagian dari solusi kontrol akses fisik relatif signifikan pada Indonesia, namun perlu waktu bagi manajer keamanan untuk memahami bahwa sistem ini lebih lanjut aman juga nyaman dibandingkan dengan sistem kontrol akses yang tersebut ada ketika ini,” tambahnya.

Selain Mobile ID, teknologi biometrik semakin banyak diterapkan dalam Indonesia. Teknologi ini semakin banyak digunakan dalam instansi-instansi untuk beragam kegunaan, mulai dari pengaplikasian sidik jari sebagai akses masuk gedung atau deteksi wajah untuk absensi kuliah.

Termasuk rencana Kominfo untuk menerapkan biometrik demi proses verifikasi SIM Card. Yang tak kalah penting, Teknologi AI semakin menjamur di dalam Indonesia
seiring bertumbuhnya perusahaan startup di dalam bidang teknologi.

“Sehingga, per 2023, Indonesia pun termasuk di 3 besar negara yang tersebut mengakses aplikasi mobile Teknologi AI di area dunia, pasca Amerika Serikat juga India,” ungkapnya.

Berikut tren keamanan yang digunakan harus dicermati di tempat 2024 menurut HID:

1. Identitas digital

80% organisasi atau perusahaan akan menerapkan identitas digital. Para pelaku bidang percaya bahwa 94% klien mereka segera menggunakan teknologi tersebut.

2. Otentikasi multifaktor

Lebih dari 83% responden end penggunan mengumumkan organisasi mereka itu sudah pernah menggunakan otentikasi multifaktor (MFA). Hal ini lantaran rentannya sistem pemakaian kata sandi (password).

“Ini langkah awal dari Zero Trust, yaitu sistem keamanan yang tersebut standarnya menerapkan pemahaman untuk tidak ada percaya untuk siapapun,” ujar Prabhu.
Pendekatan Zero Trust ini telah dilakukan diterapkan pada 16% organisasi yang mempunyai tambahan dari 100.000 karyawan juga 14% pada organisasi dengan total karyawan 10.000.

Prabhu menyebut, dengan semakin meluasnya pemakaian MFA, maka masa penyelenggaraan kata sandi diantisipasi akan semakin berkurang.

3. Keberlanjutan

Para responden survei HID mengatakan bahwa keberlanjutan terus menempati peringkat teratas prioritas bisnis.

4. Biometrik

Laporan HID Ungkap Masa Depan Keamanan: Biometrik, Cloud, & AI

Di survei tahun ini, 39% installer dan juga integrator menyatakan pelanggan dia menggunakan fingerprint (sidik jari) atau palm print (telapak tangan), dan juga 30% responden mengaku memanfaatkan facial recognition. 8% responden berencana untuk menguji atau menerapkan salah satu bentuk biometrik pada 2024. Sedangkan 12% responden berencana melakukannya di area 3-5 tahun ke depan.

5. Manajemen identitas kemudian cloud

Hampir separuh end pengguna sedang beralih ke manajemen identitas berbasis cloud. 24% responden mengaku telah menggunakannya lalu 24% lainnya sedang berproses menuju sistem tersebut.

Adapun kendala yang dialami, antara lain ketergantungan di tempat peralatan lama/on-prem (28%), kurangnya anggaran (24%), lalu identitas berbasis cloud bukan menjadi prioritas kegiatan usaha (21%).

6. Munculnya Artificial Intelligence untuk pemakaian analitik

Percakapan mengenai Teknologi AI telah dilakukan mendominasi lanskap bidang usaha kemudian berbagai profesionalbidangkemanan.