Bisnis  

Sambangi London, Menko Airlangga Ungkap Modal Indonesia pada Transformasi Kondisi Keuangan

Sambangi London, Menko Airlangga Ungkap Modal Indonesia pada Transformasi Kondisi Keuangan

Infocakrawala.com – LONDON – Dalam jadwal terakhir pada rangkaian kunjungan kerja di dalam London, Menteri Koordinator Area Perekonomian Airlangga Hartarto lakukan wawancara di area Bloomberg TV, Rabu (1/5). Menko Airlangga berkesempatan untuk menjelaskan kebijakan strategis eksekutif Indonesia seperti proses lanjut komoditas nikel. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan nilai tambah perekonomian , menciptakan lapangan kerja, kemudian meningkatkan kekuatan kedudukan Indonesia pada rantai pasok global.

“Kestabilan kebijakan pemerintah menjadi modal Indonesia untuk terus melanjutkan metamorfosis ekonomi. Indonesia, di dalam berada dalam kompleksitas lingkungan perekonomian global, kinerja perekonomian kami mengalami kemajuan kemudian menunjukkan ketahanan. Sepanjang tahun 2023, kami berhasil bertambah sebesar 5,05%. Dalam dua tahun terakhir, ketika persiapan kemudian pelaksanan pemilu, sektor ekonomi Indonesia tetap memperlihatkan bertambah berkualitas, naiknya harga terjaga, dan juga nilai tukar rupiah dijaga dengan seimbang,” ungkap Menko Airlangga di acara The Pulse.

Kebijakan proses lanjut nikel telah dilakukan memperbaiki sikap neraca perdagangan Indonesia serta kegiatan berjalan Indonesia secara signifikan, yang digunakan mencatat surplus sejak tahun 2021. Selain itu, kebijakan ini juga memberikan dampak yang mana sangat positif terhadap penciptaan lapangan kerja.

Menjawab persoalan serta kesempatan di area sektor pembaharuan iklim, maka penanaman modal pada kendaraan listrik serta energi terbarukan menjadi semakin penting. pemerintahan mengupayakan pengembangan teknologi ini untuk menurunkan polusi lalu menghurangi ketergantungan pada material bakar fosil. Hal ini didukung dengan berkah alamiah dimana Indonesia miliki cadangan nikel (bahan utama penyimpan daya EV) terbesar pada dunia.

Posisi geografis yang mana strategis juga membantu daya tarik Indonesia untuk menjadi basis produksi EV pada Asia, selain Tiongkok. Bloomberg New Energy Finance (Bloomberg NEF) menilai Indonesia mampu meningkatkan daya tariknya untuk menarik pembangunan ekonomi pada ekosistem rantai pasok sel listrik.

Saat ini, Indonesia berada di peringkat 22 dari 30 negara yang digunakan dinilai di Bloomberg NEF’s Annual Global Lithium-Ion Battery Supply Chain. Penilaian yang disebutkan berdasarkan beberapa aspek seperti: (i) industri, inovasi, dan juga infrastruktur; (ii) ketersediaan material baku; (iii) manufaktur baterai; (iv) permintaan di tempat sektor hilir; lalu (v) kebijakan terkait lingkungan, sosial, lalu tata kelola. Tempat ini akan meningkat hingga peringkat 18 pada tahun 2027, di tempat menghadapi negara G20 lainnya yakni Brazil lalu Afrika Selatan.

Menko Airlangga juga membagikan kesempatan luas terkait transisi energi pada Indonesia, salah satunya melalui carbon capture storage (CCS), pemanfaatan komponen bakar alternatif untuk lapangan usaha aviasi, hingga pemanfaatan energi nuklir. eksekutif Indonesia terus menyokong upaya transisi energi di rangka pencapaian National Determined Contribution (NDC).

Indonesia berazam meningkatkan target penurunan emisi dari 29% menjadi 31,89% tanpa aturan (tanpa bantuan internasional). Sementara untuk komitmen dengan melibatkan bantuan internasional, meningkat dari 41% pada NDC pertama menjadi 43,20%.

Lebih luas, upaya transisi energi membuka potensi penanaman modal senilai USD3,5 triliun bagi Indonesia. Pasca pertemuan wawancara langsung, Menko Airlangga berkesempatan berdiskusi dengan pimpinan Bloomberg NEF, Jon Moore.

Dalam diskusi tersebut, Menko Airlangga komunikasikan Indonesia terus meningkatkan signifikansinya di perekonomian global. Selain secara sukses menjadi pemimpin Presidensi G20 2022 juga dilanjutkan Kepemimpinan ASEAN 2023, Indonesia ketika ini merupakan negara Asia Tenggara pertama yang mana memulai proses aksesi keanggotaan OECD.

Keanggotaan Indonesia yang disebutkan tidaklah cuma akan memberikan khasiat di upaya metamorfosis dunia usaha di rangka menjadi negara forward berpendapatan tinggi, namun juga meningkatkan relevansi OECD sebagai organisasi yang dimaksud inklusif. Sebagai ekonomi terbesar di area kawasan Asia Tenggara, keanggotaan Indonesia di area OECD akan turut meningkatkan profil lalu signifikansi OECD.