7 Fakta Alex Kawilarang, Sosok Jenderal Tampan Pendiri Kopassus

7 Fakta Alex Kawilarang, Sosok Jenderal Tampan Pendiri Kopassus

Infocakrawala.com – JAKARTA Alex Kawilarang adalah salah satu tokoh militer yang digunakan namanya tiada dapat dilepaskan dari Komando Pasukan Khusus ( Kopassus ). Pasukan elite ini dikenal sebagai satuan dengan kemampuan paling ‘berbahaya’ di area militer Indonesia.

Pria bernama lengkap Alexander Evert Kawilarang yang disebutkan merupakan perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam masa Revolusi Nasional Indonesia juga mantan anggota KNIL. Dia lahir di area Jatinegara, DKI Jakarta pada 23 Februari 1920. Karier militernya telah terjadi menyajikan berbagai fakta menarik, dari yang digunakan pernah memarahi Soeharto hingga mendirikan Korps Baret Merah.

7 Fakta Alex Kawilarang

1. Berasal dari Keluarga Militer

Ayah Alex Kawilarang yang digunakan bernama Alexander Herman Hermanus Kawilarang adalah individu mayor KNIL. Orang tuanya ini berasal dari Remboken pada Sulawesi Utara.

Pria yang mana masuk pada sub-suku Toulour ini merupakan sepupu dari Daan Mogot, Direktur Akademi Militer Tangerang yang tewas di Pertempuran Lengkong yang mana berupaya melucuti depot tentara Negeri Sakura pada 1946.

2. Menjalani Sistem Pendidikan Eropa yang Komprehensif

Alex Kawilarang memulai institusi belajar dasarnya pada Europeesche Lagere School (ELS). Selesai dari situ, ia melanjutkan ke Hoogere Burgerschool te Bandoeng.

Selesai dari sekolah menengahnya, Kawilarang mengikuti jejak ayahnya dan juga masuk lembaga pendidikan militer, mula-mula di area Korps Pendidikan Perwira Cadangan KNIL (Corps Opleiding Reserve Officeren, CORO) pada 1940.

Kemudian, ia melanjutkan ke Akademi Militer Kerajaan (Koninklijk Militaire Academie) darurat di dalam Bandung serta Garut, Jawa Barat dari 1940 sampai 1942. Dia sekelas dengan AH Nasution kemudian TB Simatupang.

3. Menderita Cacat Karena Jepang

Selama pendudukan Jepang, orang-orang Manado, Ambon, dan juga Indo kerap ditangkap secara acak sebab kedekatan mereka dengan Belanda. Kawilarang disiksa beberapa kali oleh pasukan Jepun pada 1943 dan juga 1944.

Kawilarang selamat, tetapi menderita cacat seumur hidup di dalam lengan kanannya kemudian sejumlah bekas luka. Pada 1944, ayah Kawilarang diduga tewas ketika ia menjadi individu tawanan di dalam kapal kargo Jepang, Junyo Maru.

4. Menjadi Letak Krusial Setelah Revolusi Nasional

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Alex Kawilarang mulai mendapatkan sikap menjanjikan di tempat militer Tanah Air. Mulai dari Kepala Staf Resimen Infanteri Bogor Divisi II Jawa Barat, hingga komandan Brigade II/Surya Kencana pada 1946.