Elektabilitas Prabowo-Gibran Belum Tembus 50 Persen di tempat Berbagai Hasil Survei, Efek Jokowi Tak Maksimal?

Elektabilitas Prabowo-Gibran Belum Tembus 50 Persen dalam tempat Berbagai Hasil Survei, Efek Jokowi Tak Maksimal?

Infocakrawala.com – Pasangan calon presiden dan juga perwakilan presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan juga Gibran Rakabuming Raka belum hampir terus-menerus unggul di berbagai hasil survei. Namun di tempat sisi lain elektabilitas Prabowo-Gibran nyatanya masih belum menembus hitungan 50 persen. 

Pakar urusan politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Arya Budi menilai bahwa efek Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap Prabowo sudah ada mencapai titik maksimal. Sebagai mana diketahui Prabowo-Gibran merupakan paslon yang tersebut dengan tegas mengusung tema keberlanjutan pemerintah era Jokowi. 

“Ya jadi sebenarnya efek Jokowi ke Prabowo itu menunjukkan sudah ada maksimal. Jadi argumennya adalah Prabowo itu sudah ada mengkapitalisasi Jokowi,” kata Arya ketika dikonfirmasi, Hari Jumat (19/1/2024).

Selain ada Prabowo yang tersebut hampir selalu mengatakan bahkan menyanjung pemerintahan Jokowi pada sejumlah kesempatan misalnya debat capres, dalam pada paslon nomor 2 ini juga sosok putra sulung Jokowi, yakni Gibran.

Hal itu kemudian memunculkan ekspektasi efek dari Jokowi bergeser sangat dominan ke Prabowo-Gibran. Benar saja, di tempat berbagai survei paslon yang disebutkan sukses selalu berada sikap teratas.

“Angka Prabowo itu praktis bukan pernah menyentuh 50 persen. Jadi bahwa ada kenaikan iya, apalagi sebelum berpasangan (dengan Gibran). Jadi itu kemudian cross angkanya berubah pada bulan Oktober setelahnya ada paslon definitif capres cawapres,” ucapnya. 

“Tapi pasca Oktober itu angkanya tidak ada lagi eksponensial atau kenaikan itu terus-menerus secara konstan tapi kemudian berhenti di dalam hitungan sekitar rentan dari 44, maksimal 46 ada yang digunakan mengatakan 48 (persen) ada tapi tiada banyak,” sambungnya.

Disampaikan Arya, pemilih Jokowi memang benar penting untuk dibaca keterlibatannya tambahan lanjut pada Pilpres kali ini. sebab itu sosok Jokowi sendiri telah mengantongi basis pemilih sejak 2014.

Bahkan pada pemilihan sebelum Jokowi juga dipilih hampir sebanyak 55 persen masyarakat. Selain itu performa Jokowi masih dianggap bagus bagi sebagian kalangan.

“Dia itu angkanya masih di dalam menghadapi tiga per empat, ya diatas 70-75 persen, bahkan mendekati 80 perden pada berbagai survei. Nah singkat cerita orang yang digunakan merasa puas terhadap Pak Jokowi secara teoritik merekan akan menentukan pilihannya ke capres yang dianggap mampu meneruskan pemerintahan Jokowi,” paparnya.

Kembali lagi, kata Arya, paslon yang dianggap secara eksplisit akan meneruskan Jokowi adalah Prabowo-Gibran. Bukan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD apalagi nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. 

“Persoalannya kembali lagi capres yang ketika ini dianggap secara eksplisit meneruskan Jokowi kan Prabowo akibat Ganjar-Mahfud itu kadang-kadang tidaklah cukup eksplisit meneruskan Jokowi ya. Bahkan sempat menyalahkan perihal hukum lalu seterusnya,” tuturnya.

“Nah itu bilangan yang digunakan puas 75an persen itu tiada terkonversi menjadi pemilih-pemilih Prabowo. Sehingga argumen persoalan kapitalisasi pemilih Jokowi ke Prabowo itu bisa saja jadi sudah ada mencapai titik maksimal,” tandasnya.

Survei Indikator

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil elektabilitas capres-cawapres Pilpres 2024 teranyar. Hasilnya, capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran ungguli dua rivalnya yakni Anies-Cak Imin lalu Ganjar-Mahfud.

Dalam survei terlihat, elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 45,79 persen. Sementara Anies-Cak Imin 25,47 persen serta untuk capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar-Mahfud mendapatkan elektabilitas 22,96 persen.

Pada survei ini, sebanyak 5,78 persen responden memilih opsi bukan tahu.

(Sumber: Suara.com)