Sosok Gus Fahim Ayah Gus Sunny, Ternyata Masih Saudara Jauh Sang Besan Gus Kautsar

Infocakrawala.com – Pernikahan mewah Ning Chasna dan juga Gus Sunny yang dimaksud diselenggarakan di dalam Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kediri, Jawa Timur pada Rabu (17/1/2024) masih terus menjadi perbincangan hangat publik.

Tak mengherankan apabila Ning Chasna lalu Gus Sunny mengadakan pesta pernikahan yang digunakan begitu megah. Pasalnya, keduanya berasal dari keluarga keturunan kiai yang mana begitu terpandang.

Ning Chasna adalah anak KH Abdurrahman Al Kautsar alias Gus Kautsar lalu Ning Jazilah Annahdliyah. Sementara itu, Gus Sunny merupakan putra KH Fahim Royani alias Gus Fahim.

Dibanding dengan Gus Kautsar, mungkin saja beberapa warganet masih awam dengan sosok Gus Fahim. Berikut merupakan ringkasan mengenai profil mertua Ning Chasna. Simak ya!

KH Fahim Royani atau yang lebih lanjut akrab disapa Gus Fahim merupakan putra dari KH Fuad Mun’im Djazuli. Sang ayah adalah pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Mojo, Kediri.

Gus Fahim sendiri merupakan salah satu pengasuh pada pondok pesantren sang ayah. Ia diketahui mempunyai individu putra bernama Gus Sunny yang tersebut baru hanya mempersunting Ning Chasna.

Menurut kabar yang mana beredar, Gus Fahim masih saudara berjauhan Gus Kautsar yang tersebut pada masa kini menjadi besannya. Gus Kautsar sendiri merupakan putra dari KH Nurul Huda Djazuli.

Lebih lanjut, selain menjadi pengasuh dalam Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Gus Fahim diketahui juga bergerak sebagai pendakwah.

Pada bulan Juli lalu, ia sempat hadir di Haul ke-18 KH Sadjadi Fadillah pada Pondok Pesantresn Darul Falah Lenok Lumajang.

Kala itu, ia memberikan ceramah tentang betapa bahaya santri yang mana memilih berhenti atau mengundurkan diri dari dari pesantren sebelum waktunya. Ia menyampaikan jikalau hal ini merupakan akibat dari godaan setan.

“Bahwa harus disadari, dalam luar sana berbagai setan yang tersebut berkeliaran. Hal ini bahaya bagi santri yang digunakan belum selesai ngaji telah pergi dari boyong atau berhenti. Bisa kita bayangkan setan bisa saja mengambil santri itu pada mana serta kapan sekadar dengan cara bermacam-macam,” papar Gus Fahim disitir dari laman NU Jatim, Akhir Pekan (21/1/2024).

“Karena kalau temannya pada luar jelek-jelek, peluang itu dimungkinkan. Maka sebaiknya ada di tempat pondok, berteman dengan orang baik. Jika beliau merasa aman lalu tidak ada mungkin saja tergoda monggo silahkan (boyong), tetapi tetap memperlihatkan bertahan pada pondok itu yang terbaik,” lanjutnya.

(Sumber: Suara.com)