Dianggap Songong Usai Debat Cawapres, Gibran Kepengen Seblak: Bau Kencur

Dianggap Songong Usai Debat Cawapres, Gibran Kepengen Seblak: Bau Kencur

Infocakrawala.com – Calon delegasi presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka dicap tengil juga songong usai debat Pilpres 2024. Pada debat keempat atau terakhir antara cawapres itu, Gibran sibuk disebut netizen di dalam medsos bertingkah tengil dan juga songong.

Seolah tak mempedulikan tanggapan warganet di area halaman sosial media Twitter, Gibran lewat akun miliknya @gibran_tweet usai debat ternyata ingin makan seblak.

“Pengen seblak,” cuit Gibran seperti dikutip, Mulai Pekan (22/1).

Baca Juga:

  • Tak Hanya Jago Ngomong dan juga Main Game, Ternyata Alam Ganjar Bisa Breakdance
  • Viral Emak-emak Susuri Jalan Pedesaan Pasang Spanduk AMIN Secara Swadaya
  • Terkuak! Bawaslu Pusat Kota Bekasi Ungkap Pihak yang dimaksud Turunkan Videotron Anies Baswedan

Sontak semata cuitan dari Gibran ini pun mendapat sejumlah respon dari warganet pada laman sosial media Twitter.

Salah satu netizen ada yang mana membalas cuitan Gibran itu dengan mengumumkan bahwa seblak memiliki substansi bumbu salah satunya ialah kencur.

“seblak itu cirikhas nya kecur mas, jadi cari seblak yg pake kencur ya.
harus kerasa bau kencur,” cuit akun @pal***

“Dia udah bau kencur ngapain cari kencur lgi ya wkwk,” balas akun lainnya.

“Pasti habis ngetik ini segera banting hp dah tidur aja mas gib twitter lg panas2 nya wkwk,” timpal akun @best***

“pesen yang tersebut pedas sepedas mulut netizen,” cuit akun @jes***

Sementara itu, Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo-Gibran memberi respons berhadapan dengan sentimen negatif terhadap Gibran Rakabuming Raka usai debat cawapres.

Menanggapi sentimen negatif tersebut, Komandan TKN Pemilih Muda (Fanta) Prabowo-Gibran, Arief Rosyid membela. Arief menyampaikan sikap Gibran yang disebutkan bagian dari urusan politik entertainmen atau politainment, yakni kebijakan pemerintah yang menghibur agar suasana menjadi lebih banyak santai.

“Kalau pada teori kebijakan pemerintah ya ada yang disebut dengan politainment ya, kebijakan pemerintah entertainment. Jadi apa yang digunakan ditampilkan oleh Mas Gibran itu pengen, sebenarnya pengen menimbulkan suasana itu santai,” kata Arief.

“Ya receh kan, tapi kalau nggak sanggup dijawab kan juga kasihan ya. Jadi saya kira sekali lagi Mas Gibran sampai hari ini menunjukkan apa yang digunakan kita harapkan sebagai generasi muda. Kayak subtansi menjawab persoalan-persoalan masa depan, tadi berkali-kali Mas Gibran bilang kan persoalan keinginan lapangan kerja,” tutur Arief.

“Jadi jangan sampai diskursus yang mana telah substansi, telah mencakup hal-hal yang tersebut dibutuhkan anak muda itu, itu digeser ke sentimen-sentimen yang dimaksud tidak ada perlu,” sambungnya.

(Sumber: Suara.com)