Apa Itu Demo Rompi Kuning pada Prancis yang Disinggung Gibran ketika Debat? Hal ini Sejarahnya

Apa Itu Demo Rompi Kuning pada Prancis yang mana Disinggung Gibran ketika Debat? Hal ini Sejarahnya

Infocakrawala.com – Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menyinggung demo rompi jaundice di area Prancis di debat cawapres pada Hari Minggu (21/1/2024) lalu. Gibran sedikit mengeksplorasi demo rompi warna kekuningan dalam Prancis ketika berdebat dengan cawapres no urut 3 Mahfud MD terkait ancaman greenflation.

Ketika itu, Gibran mengungkapkan jikalau Greenflation tak ditangani dengan baik, maka mampu terjadi kejadian seperti yang mana terjadi di tempat Paris. Greenflation sendiri merujuk pada kenaikan tarif (inflasi) yang tersebut terjadi oleh sebab itu upaya transisi energi. Lantas apa itu demo rompi jaundice di area Prancis yang dimaksud disinggung Gibran. Simak penjelasan berikut ini.

Sejarah Demo Rompi Kuning

Polisi menembakkan gas air mata terhadap massa aksi Rompi Kuning di dalam Paris, Prancis, Hari Sabtu (8/12/2018).
Polisi menembakkan gas air mata terhadap massa aksi Rompi Kuning pada Paris, Prancis, Hari Sabtu (8/12/2018).

Gerakan rompi warna kekuningan mulai mencuat di area Prancis pada Oktober 2018 sebelum akhirnya pecah jadi aksi unjuk rasa besar-besaran pada 17 November 2018. Protes itu dipicu oleh kenaikan pajak unsur bakar solar dan juga nilai tukar material bakar fosil yang tersebut memproduksi biaya hidup hingga kesenjangan kegiatan ekonomi pada Prancis makin kentara.

Saat itu, setidaknya lebih besar dari 300 ribu orang berdemonstrasi di dalam Paris yang dimaksud terdiri dari buruh hingga petugas medis serta pelajar. Sejak itu banyak yang digunakan melanjutkan aksi blokade massa yang menyebabkan kemacetan kemudian kelangkaan unsur bakar jelang musim libur. Partisipan terus mengadakan aksi berunjuk rasa ini tiap Sabtu.

Di beberapa wilayah, demonstrasi berlangsung rusuh hingga menyebabkan 11 orang tewas serta sekitar 4 ribu orang terluka. Demonstrasi yang disebutkan dipicu oleh sistem pajak yang dimaksud memberatkan lalu tidak ada sepadan dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Pajak substansi bakar itu merupakan strategi Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk membiayai pengembangan energi bersih.

Peserta memakai rompi warna jaundice terang yang mana biasa digunakan sebagai bagian dari prosedur keselamatan sopir-sopir Prancis. Hal itu mencerminkan kesetiakawanan pada kelas pekerja kemudian rakyat jelata.

Dalam aksi itu, partisipan demo menuntut kenaikan upah minimum, peningkatan kualitas hidup, hingga transparansi pemerintah. Demonstrasi yang dimaksud awalnya memprotes kenaikan harga jual BBM dan juga pajak lambat laun berubah jadi pergerakan memberontak terhadap pemerintahan Macron. Pergerakan rompi warna kekuningan ini jadi salah satu tantangan paling besar bagi Macron selama memerintah Prancis.

Gibran Singgung Pergerakan Rompi Kuning pada Debat Cawapres

Calon perwakilan presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka melakukan gimik celangak-celinguk seolah mencari jawaban cawapres nomor urut 3, Mahfud MD yang tersebut dianggapnya tak sesuai dengan pertanyaan dalam debat keempat Pilpres 2024 di area JCC Senayan, Jakarta, Mingguan (21/1/2024). (Tangkap layar)
Calon duta presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka melakukan gimik celangak-celinguk seolah mencari jawaban cawapres nomor urut 3, Mahfud MD yang digunakan dianggapnya tak sesuai dengan pertanyaan di area debat keempat Pilpres 2024 di dalam JCC Senayan, Jakarta, Akhir Pekan (21/1/2024). (Tangkap layar)

Gerakan demo rompi warna kekuningan atau ‘The Yellow Vest Movement’ di tempat Prancis jadi perbincangan usai disinggung pada Debat Pilpres 2024. Awalnya istilah demo rompi warna kekuningan disampaikan oleh cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka ketika bertanya tentang greenflation ke cawapres nomor urut 3 Mahfud MD.

Momen itu terjadi ketika segmen tanya jawab antarcawapres debat keempat Pilpres 2024 di dalam JCC, Senayan, Ibukota Pusat pada Akhir Pekan (21/1/2024). Gibran mendapat kesempatan bertanya ke Mahfud.

“Bagaimana cara mengatasi greenflation?” tanya putra sulung Presiden Jokowi itu.

Mahfud lalu mengangkat mikrofon kemudian mengingatkan aturan agar pemanfaatan istilah disertai penjelasan. Moderator juga mengingatkan Gibran.

“Sesuai aturan istilah-istilah…” kata Mahfud yang mana kemudian dipotong moderator.

“Kami ungkapkan kembali, terminologi atau singkatan mohon dijelaskan,” sambung moderator disambut riuh pendukung di area arena debat.

Gibran kemudian bicara. Dia mengaku tak menjelaskan istilah greenflation oleh sebab itu Mahfud adalah manusia profesor.

“Ini tadi bukan saya jelaskan dikarenakan beliau kan pribadi profesor. Oke, greenflation adalah naiknya harga hijau, sesimpel itu,” ucap dia.

Menanggapi hal itu, Mahfud menjelaskan tentang sektor ekonomi hijau kemudian pemanfaatan barang pangan. Setelah mendengar jawaban Mahfud, Gibran lalu melakukan gestur mencari-cari. Dia mengaku sedang mencari jawaban Mahfud tentang greenflation yang mana tak ditemukannya.

“Saya lagi nyari jawabannya Prof Mahfud, saya nyari-nyari pada mana jawabannya, nggak ketemu jawabannya. Saya tanya hambatan pemuaian hijau kok malah menjelaskan sektor ekonomi hijau?” ucap Gibran.

Gibran lalu menjelaskan tentang naiknya harga hijau. Dia juga memberi contoh tentang aksi rompi warna kekuningan di dalam Prancis.

“Prof Mahfud yang mana namanya greenflation atau kenaikan harga hijau itu, ya kita kasih contoh yang simpel aja, demo rompi jaundice pada Prancis, bahaya sekali, sudah ada memakan korban, ini harus kita antisipasi jangan sampai terjadi dalam Indonesia,” jelas Gibran.

Gibran lalu menyatakan transisi menuju energi hijau harus dilaksanakan secara hati-hati. Dia ingin Indonesia belajar dari negara maju.

“Kita belajar dari negara maju, negara maju aja masih ada tantangan-tantangannya, intinya transisi menuju energi hijau harus super hati-hati, jangan sampai membebankan R and D yang mahal, proses transisi yang mahal ini pada rakyat kecil, itu maksud saya pemuaian hijau, Prof Mahfud,” tutur Gibran.

Kontributor : Trias Rohmadoni

(Sumber: Suara.com)