Bisnis  

PERTAABI Dukung Wujudkan Bisnis Berwawasan ESG kemudian Penerapan Green Energy

PERTAABI Dukung Wujudkan Bisnis Berwawasan ESG kemudian Penerapan Green Energy

Infocakrawala.com – Mewujudkan masa depan perusahaan yang lebih tinggi baik tiada bisa jadi dihindari pelaku industri harus memperhatikan ESG (environment, social, governance). Tidak heran apabila tema ini ada di Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2024-2029 yang diselenggarakan KPU Indonesia pada 22 Januari 2024. Kelestarian lingkungan menjadi perhatian para kandidat perwakilan presiden RI ke-8 itu.

Dua hari selepas Debat Cawapres , PERTAABI (Perkumpulan Tenaga Ahli Alat Berat Indonesia), menyelenggarakan Seminar Kebangsaan & Business Talks dengan tema “Mengekplorasi ESG Transformation, Green Energi kemudian Technology yang mana Memberikan Pengaruh Membangun bagi Bisnis dan juga Perekonomian Bangsa Indonesia”.

PERTAABI mengatur acara ini sebagai tanggung jawab mewujudkan masa depan kegiatan bisnis Indonesia teristimewa pada bidang alat berat yang digunakan berkelanjutan.

Dengan narasumber profesional praktisi, akademisi, kemudian entrepreneur yang digunakan andal dibidannya, diharapkan dapat memberikan insight bagi para partisipan yang tersebut hadir sehingga bisa jadi menggalakkan kemajuan kegiatan bisnis mereka.

Kolaborasi yang tersebut selaras dari para pemangku kepentingan menjadi kata kunci yang dimaksud harus terus didorong di mewujudkan ESG dan juga Green Energy. Sigit Pamungkas, Ketua Seminar PERTAABI yang mana juga Ketua DPD Jabotabek di sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan menambah wawasan pada green energy di dalam pertambangan.

“Semoga para partisipan yang mana hadir baik di dalam Hotel JS Luwansa Ibukota maupun online melalui Zoom lalu kanal Youtube PERTAABI dapat menerima ilmu baru lalu wawasan, terima kasih pada semua pihak yang tersebut berkontribusi kemudian panitia yang tersebut bekerja keras mewujudkan acara ini,” ucapannya ditulis Kamis (25/1/2024).

Rochman Alamsjah, Direktur PERTAABI mengungkapkan rasa syukurnya bahwa momen yang tersebut baik ini untuk meningkatkan knowledge para anggota di memahami ESG dan juga Green Tenaga disambut baik.

“Mereka yang digunakan hadir dari seluruh Indonesia, kami berharap sharing knowledge ini bermanfaat bagi perusahaan lalu sektor ekonomi Indonesia,” kata Rochman.

Pada sesi pertama seminar ini menghadirkan pembicara andal di area bidangnya, yang mana memaparkan pentingnya Indonesia mulai meningkatkan adopsi energi baru terbarukan (EBT).

Para panelis yang disebutkan adalah Prof Dr. Ir. Tumiran, M.Eng (Dewan Energi Nasional/Guru Besar UGM), Jaya Wahono (Pengurus KADIN Pusat/Presdir Clean Power Indonesia) lalu Edi Wibowo (Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Tenaga Baru, Terbarukan juga Konservasi Energi (EBTKE)).

Prof Dr. Ir. Tumiran, M.Eng pembicara ahli di seminar ini mengungkapkan bahwa inovasi energi konvensional ke EBT tiada akan jalan apabila ekonominya bukan bertambah lalu di dalam ketika yang tersebut mirip sektor energinya harus bertumbuh.

“Sektor listrik juga tidaklah akan berkembang kalau perekonomian bukan tumbuh. Kalau listrik tiada tumbuh, sektor lain juga tiada tumbuh. Untuk itu The way of thinking and the way of action harus kita harus berubah,” kata pria yang dimaksud juga Guru Besar UGM ini.

Dia melanjutkan konsumsi energi Indonesia masih rendah, rata-rata per kapita hanya sekali menghabiskan Mata Uang Rupiah 150 ribu per bulan. Prof. Tumiran menilai tak heran jikalau target pemerintahan mewujudkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2021-2030 (RUPTL) dengan target porsi EBT pada bauran energi nasional dapat mencapai 23% pada 2025 sulit terwujud.

Berdasarkan pencapaian Kemampuan Bidang ESDM Tahun 2022 dari Kementerian ESDM, bauran EBT masih sangat dari target, yakni baru 14,11%. Tidak heran jikalau target mencapai 2.500 KWH masih jarak jauh untuk diraih pada tahun 2025.

“Kita harus dorong pengembangan teknologi, meningkatkan daya saing item domestik, keunggulan informasi, meningkatkan ekspor, dan juga memperbaiki pembangunan ekonomi ke peranan nasional. Bidang lapangan usaha menjadi penggerak untuk perekonomian kita supaya tumbuh, agar konsumsi listrik terdorong bertumbuh,” terangnya. Prof. Tumiran menambahkan bahwa transisi energi sangat bergantung pada regulation and empowerment, edukasi serta kemampuan kapital, teknologi, finance and investment dalam lapangan usaha ini.

(Sumber: Suara.com)