Bisnis  

pemerintahan Bandingkan Keunggulan-Kekurangan NMC dengan LFP, Mana yang tersebut Lebih Bagus?

pemerintahan Bandingkan Keunggulan-Kekurangan NMC dengan LFP, Mana yang yang disebutkan Lebih Bagus?

Infocakrawala.com – Kementerian ESDM bergabung mengungkap kata-kata membandingkan keunggulan penyimpan daya kendaraan listrik dari nikel atau NMC dengan Lithium Ferro Phosphate (LFP).

Topik LFP dengan NMC memang benar berada dalam gencang diperbincangkan publik, setelahnya muncul pada debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) pekan lalu.

Lantas, mana elemen penyimpan daya kendaraan listrik yang digunakan lebih besar bagus dari sisi pemerintah?

Staf Khusus Menteri ESDM Lingkup Percepatan Penguraian Industri Industri ESDM, Agus Tjahjana menjelaskan, sebenarnya LFP miliki kekurangan dibandingkan NMC. Misalnya, dari sisi kepadatan energi, LFP masih kalah berbeda dengan NMC.

“Bahwa LFP itu ada kekurangannya jika dibandingkan dengan NMC. Density daripada energinya lebih besar rendah. Kalau dari skala 10 density energinya nikel, yang dimaksud LFP density-nya 5,” ucapannya dalam Kementerian ESDM DKI Jakarta yang dikutip, Hari Sabtu (27/1/2024).

Baca Juga: Pembelaan Luhut Terkait Harga Nikel Anjlok: Kalau Terlalu Tinggi Bisa Berbahaya!

Agus melanjutkan, LFP juga menambah berat massa motor. Dia menghitung motor listrik belaka seberat 10-11 kg apabila menggunakan penyimpan daya dari NMC, sedangkan, menggunakan LFP berat massa motor listrik dapat mencapai 17 kg.

“Karena density-nya lebih banyak kecil sehingga perlu barangnya lebih banyak besar. Kalau kamu pakai mobil mahal habis beratnya sebanding baterai, ya nggak cocok. Kalau barang mahal pakai elemen penyimpan daya mahal saja, yang tersebut enteng jaraknya dapat jauh,” jelas dia.

Agus menuturkan, LFP bagus diperuntukkan untuk kendaraan besar mulai dari truk hingga bus. Pasalnya, kendaraan yang dimaksud memang benar mempunyai berat yang dimaksud besar.

Selain itu, tambah dia, LFP kebanyakan untuk digunakan untuk mobil murah.

“Coba tanya Ioniq, Ioniq kan pakai NMC,” ucap dia.

Namun demikian, Agus mengakui memang sebenarnya LFP bisa jadi berumur panjang, lantaran panasnya mampu tambahan rendah.

“LFP tambahan bagus, kenapa, sebab LFP itu panasnya lebih tinggi kecil, dikarenakan nyedotnya dayanya tambahan rendah. Kalau panas lebih besar tinggi umurnya agak pendek. Tapi itu semuanya yang mana lagi dicoba supaya umur lebih tinggi panjang, jarak tempuh tambahan panjang, tambahan murah, itu tantangan teknologi,” pungkas dia.

(Suber: Suara.com)