Viral Polio Tetes Bill Gates Sebabkan Anak Sakit Polio, Kemenkes: Pemahaman yang mana Salah!

Viral Polio Tetes Bill Gates Sebabkan Anak Sakit Polio, Kemenkes: Pemahaman yang tersebut mana Salah!

Infocakrawala.com – Kementerian Bidang Kesehatan membantah vaksin polio tetes atau vaksin polio nOPV (noval Oral Polio Vaccine) yang mana didanai Bill Gates menyebabkan anak sakit polio hingga memproduksi kelumpuhan, seperti misinformasi yang merebak di tempat media sosial.

Direktur Jenderal Pencegahan dan juga Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, dr. Maxi Rein Rondonuwu, menjelaskan vaksin polio tetes atau vaksin polio nOPV merupakan virus hidup yang digunakan dilemahkan, sehingga muncul tudingan vaksin dari virus hidup inilah yang dimaksud menyebabkan anak sakit.

Rumor ini dibantah Maxi akibat menurutnya, lingkungan kotor dan juga PHBS (pola hidup bersih juga sehat) yang tersebut tidaklah dijalani merupakan perilaku yang menyebabkan virus bermutasi.

Ilustrasi vaksin polio. (Unsplash/Kristine Wook)
Ilustrasi vaksin polio. (Unsplash/Kristine Wook)

“Oh nggak (menyebabkan sakit polio), jadi itu yang digunakan pemahaman yang tersebut salah,” kata Maxi pada Ibukota Indonesia Selatan, Rabu (17/1/2024).

Maxi menjelaskan vaksin polio nOPV yang dimaksud didanai yayasan Bill Melinda Gates Foundation dibuat menggunakan vaksin polio hidup yang digunakan dilemahkan, sehingga membentuk imunitas atau kekebalan terhadap polio tapi ia mengakui virus yang digunakan dilemahkan tetap memperlihatkan hidup di dalam pada pencernaan. Bahkan virus ini nantinya akan mengambil bagian ke luar melalui sisa makanan alias tinja.

Namun kata Maxi, yang digunakan disayangkan, jikalau virus dilemahkan mengundurkan diri dari melalui tinja tapi tempat pembuangan kotoran sembarangan seperti dalam sungai atau kolam yang tersebut akhirnya berdekatan dengan lokasi bermain anak, maka virus selama pada lingkungan tercemar bisa saja hidup lalu bermutasi yang tersebut akhirnya menjadi virus polio liar.

“Diharapkan pencernaan itu kalau lingkungan bagus ia buang air besar di area toilet tidak ada masalah. Tapi kalau buang air besar sembarangan, virus ada pada tanah, pada air, anak-anak main di tempat sana. Apalagi rumah tangga masih menggunakan sungai, atau air sumur gali, ada virus masuk ke anak lagi tertelan memang benar beliau berprogres (bermutasi) lantaran berkembangnya di dalam usus,” papar Maxi.

Polio adalah penyakit yang dimaksud disebabkan virus polio yang digunakan menyerang sumsum tulang belakang, menimbulkan orang yang dimaksud terinfeksi alami kelumpuhan dikarenakan tungkai kakinya melemah, mengecil bahkan tiada dapat berjalan.

Adapun virus polio yang dimaksud dilemahkan lalu menjadi virus polio liar, dapat menginfeksi anak dengan sistem kekebalan tubuh lemah, virus ini disebut dengan virus polio derivative.

“Makanya namanya derivative polio, dikarenakan dari virus yang dimaksud dilemahkan, beberapa kali bermutasi masuk ke anak yang digunakan daya tahan tubuh turun, atau vaksinnya nggak lengkap makanya virus itu tumbuh lagi,” beber Maxi.

Kabar baiknya, kata Maxi pada waktu ini telah ada vaksin polio yang tersebut dimatikan atau vaksin polio inaktif (IPV) serta diberikan dengan cara disuntik. IPV rencananya akan segera menggantikan vaksin polio nOPV, tapi dengan aturan cakupan vaksin polio nOPV harus terpenuhi.

“IPV itu virus yang tersebut dimatikan, makanya nanti pelan-pelan, kalau vaksin cakupan tempat OPV-nya tinggi, kita akan alihkan ke OPV, yang digunakan dilemahkan akan ganti IPV, tapi cakupannya harus bagus dulu,” pungkas Maxi.

Sementara itu, ketika ini kata Maxi, satu-satunya cara menegaskan anak benar-benar terlindungi dari polio yaitu memberikan 4 kali vaksin polio OPV ditambah 2 kali suntikan IPV sehingga proteksi lebih banyak maksimal.

“Harus ditambah supaya betul-betul kebal, tambah dengan IPV yang injeksi yang mana disuntik 2 kali. Kalau ini lengkap, yaitu polio (vaksin OPV) 4 kali dan juga suntik 2 kali (vaksin IPV) saya rasa akan jadi (lebih terlindungi),” pungkas Maxi.

Sebelumnya menyebar pada Twitter akun @TedInvestigasi, menyebutkan vaksin polio tetes yang tersebut didanai Bill Gates menyebabkan polio, bahkan tak sungkan menyebutkan aksi vaksinasi polio massal merupakan tindakan malpraktik.

“Itulah vaksin Polio Bill Gates yang digunakan sedang diberikan secara massal di area Indonesia. Jaga-jaga anak-anak kalian!,” tulis @TedIvestigasi yang digunakan sudah ada dilihat lebih besar dari 10 ribu akun.

Unggahan itu juga menyematkan pemberitaan the Defender dengan judul ‘7 Anak Lumpuh lantaran Virus Polio Berasal dari Vaksin Polio Baru yang digunakan Didanai Gates’.

Unggahan itu tiada sedikit yang tersebut menimbulkan netizen mengelukan hal yang sejenis yaitu memohon penduduk bukan membiarkan anaknya menerima vaksinasi polio.

Indonesia KLB polio

Meski sudah ada dinyatakan bebas polio pada 2014, namun ketika ini Indonesia berstatus KLB polio akibat November hingga Desember 2023 ditemukan 3 perkara lumpuh layu akut akibat virus polio. 3 persoalan hukum lumpuh akut ini terjadi di area dua provinsi berbeda, yaitu 2 perkara di area Jawa Timur serta 1 perkara Jawa Tengah.

Kasus lumpuh layu akut pertama, dialami oleh anak perempuan berusia 6 tahun, berdomisili pada Jawa Tengah, lalu berinisial NH. Berdasarkan pengakuan orang tua, NH mengalami lumpuh layu akut pada 20 November 2023 dengan riwayat imunisasi polio tetes (OPV) semata-mata dua kali.

Kasus lumpuh layu akut kedua, dialami oleh anak laki-laki berusia 1 tahun 11 bulan, berdomisili di tempat Jawa Timur, serta berinisial MAF. MAF mengalami lumpuh pada 22 November 2023 dengan riwayat imunisasi lengkap tapi hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ia mengalami malnutrisi.

Lalu, persoalan hukum lumpuh layu akut ketiga dialami oleh anak laki-laki berusia 3 tahun 1 bulan, berdomisili dalam Jawa Timur, serta berinisial MAM. MAM mengalami lumpuh pada 6 Desember 2023 dengan riwayat imunisasi polio tetes 4 kali juga polio suntik (IPV) 1 kali berdasarkan pengakuan orang tua.

Imunisasi polio tambahan

Akibat penemuan 3 perkara lumpuh layu akut, Kemenkes mengatur imunisasi polio tambahan serentak dimulai Senin, 15 Januari 2024 terhadap semua anak berusia 0 hingga 7 tahun pada 3 tempat yaitu Jawa Tengah serta Jawa Timur yang merupakan lokasi terjadinya KLB polio.

Pemberian imunisasi tambahan juga dilaksanakan di tempat Wilayah Sleman DIY, yakni area yang mana berbatasan dengan segera dengan Kota Klaten, lokasi ditemukannya persoalan hukum polio. Imunisasi polio tambahan ini juga diberikan pada dua putaran.

Imunisasi polio tambahan ini diberikan dengan 8,4 jt anak diberikan pemberian vaksin novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2). Kepala Biro Komunikasi dan juga Pelayanan Publik, Siti Nadia Tarmizi mengungkap update capaian imunisasi polio tambahan putaran pertama Jateng, Jatim lalu DIY per 16 Januari 2024 di area antaranya sebagai berikut:

  1. Cakupan Jateng: 1.460.624 anak (37,4%)
  2. Cakupan Jatim: 2.108.537 (47,5%)
  3. Cakupan Sleman DIY: 44.561 (29,7%)

Kesimpulannya imunisasi polio tambahan telah terjadi mencapai cakupan total 42,6 persen di area ketiga provinsi sudah pernah mencapai target cakupan hari kedua yakni sebesar 27,1 persen.

(Sumber: Suara.com)