Waspada, Sakit Perut yang tersebut Seperti Hal ini Bisa Jadi Salah Satu Tanda Penyakit Autoimun

Waspada, Sakit Perut yang dimaksud yang disebutkan Seperti Hal ini Bisa Jadi Salah Satu Tanda Penyakit Autoimun

Infocakrawala.com – Dokter penyakit di mengingatkan sakit perut bisa jadi jadi salah satu gejala autoimun yang perlu diwaspadai. Mirisnya, kondisi ini rutin diabaikan serta memperparah autoimun yang digunakan dialaminya.

Dijelaskan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Yovita Mulyakusuma, M.Sc, Sp.PD, Subsp. A.I.(K), FINASIM bahwa sakit perut yang terjadi berulang juga rutin sanggup jadi tanda penyakit autoimun serta perlu menjalani pemeriksaan mendalam.

“Saat ini, ada lebih lanjut dari 100 jenis penyakit autoimun yang digunakan telah diketahui. Tidak semua penyakit autoimun menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan lalu mengakibatkan nyeri perut. Demikian juga sebaliknya, tidaklah semua nyeri perut diakibatkan oleh penyakit autoimun,”” ujar dr. Yovita melalui rilis yang tersebut diterima suara.com, Hari Jumat (16/2/2024).

Ilustrasi sakit perut (freepik/topntp26)
Ilustrasi sakit perut (freepik/topntp26)

Autoimun adalah kondisi pada mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuhnya sendiri, bahkan hingga merusak jaringan yang sehat. Kerusakan jaringan ini dapat terjadi pada suatu atau beberapa sistem organ, diantaranya sistem pencernaan yang mana bisa jadi mengakibatkan keluhan nyeri perut.

Berikut adalah beberapa contoh dari penyakit autoimun yang mana dapat menyebabkan gejala nyeri perut:

1. Penyakit Celiac

Seseorang dengan penyakit celiac akan mengalami gangguan pencernaan ketika mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, diantaranya roti kemudian juga pasta. Hal ini terjadi sebab pada penyakit celiac akan terjadi reaksi secara berlebihan ketika tubuh mendapatkan gluten, sebuah protein yang tersebut terkandung pada jenis makanan tersebut.

Gejala umum rutin didapatkan pada penyakit Celiac pada antaranya diaare atau konstipasi, mual muntah, perut nyeri, begah lalu kembung, kelelahan atau fatigue, penurunan berat badan

“Ada juga berbagai gejala lain yang bukan berhubungan dengan sistem pencernaan, yaitu: anemia, nyeri sendi, gatal-gatal, sariawan dalam mulut, sakit kepala, kesemutan, gangguan keseimbangan, infertilitas atau gangguan siklus menstruasi (pada wanita),” ujar dr. Yovita.

2. Inflammatory bowel diseases (IBD)

IBD merupakan penyakit autoimun yang digunakan mengenai sistem pencernaan kemudian menyebabkan kecacatan atau inflamasi pada usus. IBD terdiri dari penyakit Crohn dan juga ulcerative colitis.

Gejala umum yang mana kerap terjadi yaitu nyeri perut, diare, seringkali disertai darah, perdarahan pada anus, kelelahan, penurunan berat badan, demam juga anemia

Ilustrasi Sakit Perut (pexels/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi Sakit Perut (pexels/Andrea Piacquadio)

Dokter yang mana juga Konsultan Alergi Imunologi Eka Hospital Cibubur itu mengakui autoimun sulit untuk disembuhkan, namun dengan perawatan yang mana tepat juga modifikasi gaya hidup yang sehat serta sesuai dengan kondisinya, proses peradangan dapat diatasi serta diharapkan dapat segera tercapai remisi.

“Pengobatan yang mana diberikan tergantung dari jenis penyakit, gejala, tingkat keparahan, serta komplikasi yang ada. Pengobatannya dapat sebagai pemberian obat untuk mengendalikan sistem imun, obat untuk mengempiskan peradangan, obat untuk menurunkan gejala, suplemen, atau tindakan operasi,” kata dr. Yovita.

Misalnya untuk penyakit Celiac, dokter akan menyarankan pasien menghindari makanan yang dimaksud mengandung gluten, seperti makanan yang terbuat dari gandum, barley serta rhye. Bukan cuma makanan, suplemen yang dimaksud mengandung gluten pun perlu dihindari. Selain itu, sebaiknya bertanya pada apoteker apakah suplemen atau vitamin yang dimaksud mengandung gluten atau tidak.

Lain lagi halnya untuk penyakit autoimun IBD seperti Crohn’s Disease. Modifikasi pola makan dengan menghindari makanan yang tersebut tinggi serat, gula, lalu makanan berlemak.

Di sisi lain pemberian obat-obatan oleh dokter dengan tujuan untuk meredakan peradangan, antibiotik, obat diare serta obat untuk meredakan gejala lainnya, pengganti cairan tubuh. Tapi pada kondisi tertentu, pasien masih memerlukan tindakan operasi.

“Prosedur operasi ini diadakan untuk mengangkat saluran pencernaan yang digunakan kerap mengalami peradangan. Meski tiada menyembuhkan, prosedur ini dapat menurunkan kambuhnya nyeri perut akibat IBD,” pungkas dr. Yovita.