Tak Cuma Dewasa, Anak Juga Bisa Idap Penyakit Jantung Bawaan, Yuk Deteksi Sejak di Kandungan!

Tak Cuma Dewasa, Anak Juga Bisa Idap Penyakit Jantung Bawaan, Yuk Deteksi Sejak di area Kandungan!

Infocakrawala.com – Congenital Heart Disease atau yang tersebut biasa disebut Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan kelainan jantung yang mana diidap seseorang sejak lahir.

Kondisi yang disebutkan tentu semata dapat mengancam jiwa akibat mengganggu aliran darah, dari serta menuju jantung.

“Setengah dari PJB adalah kelainan minor lalu dapat dikoreksi dengan pembedahan sederhana, tetapi lebih besar dari setengah faktor kematian anak sebab kelainan bawaan, “ ujar Dr. dr. Didi Danukusumo, SpOG., Subsp.K.Fm.,MPH dalam Seminar Awam bertajuk “Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan sejak Janin, Bayi, serta Anak-anak,” yang tersebut dilakukan oleh RS Premier Bintaro memeringati Congenital Heart Disease Awareness Week, belum lama ini.

Melansir dari buku A Practical Guide to Fetal Echodardiography 2nd Edition 2010 karya Alfred Abuhamad & Chaoui, ia menuturkan bahwa dari 1000 kelahiran hidup rata-rata terdapat 50 persoalan hukum Penyakit Jantung Bawaan.

Nah, untuk menurunkan risiko PJB, kata Dr. Didi, ada beberapa hal yang dimaksud dapat dilakukan, yaitu mengenali faktor risiko, baik ibu maupun janin.

Pada ibu hamil, lanjut dia, beberapa faktor risiko yang dimaksud bisa saja memicu janin mengalami penyakit jantung bawaan, seperti pola makan, kondisi kebugaran atau penyelenggaraan obat juga merokok selama kehamilan.

“Sedangkan beberapa faktor risiko pada janin antara lain kelainan gen atau kromosom, kelainan irama jantung, penebalan tengkuk dan juga plasenta pada kehamilan 1 telur,” imbuhnya.

Lantas, apa gejalanya bila bayi mengidap penyakit jantung bawaan? Prof. Dr. dr. Najib Advani, Sp.A (K) MMed. (Paed.) menuturkan bahwa ada beberapa persoalan hukum gejalanya muncul segera pasca bayi baru lahir antara lain; bibir, kulit, jari tangan, kemudian kaki kebiruan, sesak napas atau kesulitan bernapas.

“Selain itu bayi juga kesulitan makan, berat lahir rendah, nyeri dada, juga pertumbuhan yang dimaksud lambat,” tambahnya.

Selain itu, menurut Prof. Najib, ada juga gejala yang tersebut muncul beberapa tahun pasca lahir, seperti irama jantung yang digunakan tidaklah normal, pusing, kesulitan bernapas, pingsan maupun kelelahan.

Untuk menjaga dari PJB, Dr. Didi menyarankan ibu hamil mengonsumsi asam folat 0.8mg. Selain itu disarankan pula melakukan skrining secara berkala seperti skrining kelainan bawaan pada trimester 1.

“Kemudian pada trimester 2 diadakan pemeriksaan Genetic Ultrasound dan juga Feto Echocardiography. Apabila ditemukan kecurigaan PJB, dokter spesialis isi akan bekerjasama dengan dokter spesialis jantung anak mendiskusikan kondisi jantung janin kemudian juga persiapan kelahiran bayi,” terangnya.

Pemeriksaan Fetal Echocardiography, tambah Dr. Didi, kembali akan diadakan oleh dokter spesialis jantung anak untuk menegakkan diagnosis dan juga menentukan penanganan bayi setelahnya lahir.

Di pemeriksaan ini, kata dia, akan melibatkan beberapa dokter spesialis seperti dokter spesialis anak neotatologi juga dokter spesialis bedah jantung anak.

“Penyakit Jantung Bawaan ada yang dimaksud sembuh dengan sendirinya, namun ada juga yang tersebut harus menjalani tindakan intervensi, baik dalam bentuk terapi bedah seperti operasi paliatif Pulmonary Artery Banding pada perkara VSD besar, operasi ligase PDA, dan juga lain-lain, maupun terapi non-bedah seperti Balloon Atrial Septostomy (BAS) pada perkara TGA, pemasangan coil pada perkara VSD, ASD, PDA, lalu tindakan lainnya,” urai Dr. Didi merinci.

Dengan digelarnya Seminar Awam bertajuk “Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan sejak Janin, Bayi, serta Anak-anak” ini, pimpinan RS Premier Bintaro, Dr. Martha M.L. Siahaan, Prof Najib kemudian Dr. Didi berharap penduduk semakin memahami pentingnya deteksi kelainan jantung anak sejak pada kandungan.

“Masih banyak penduduk yang dimaksud belum mengetahui adanya penyakit jantung pada anak-anak. Jadi penyakit jantung memang benar tak menyerang orang dewasa saja. Penyakit jantung pada anak-anak harus ditangani sedini mungkin saja agar tiada terlambat serta berakibat fatal, sehingga kita dapat memperbaiki kualitas generasi muda kita,” tutupnya.