Mengharukan! Doa Orang Tua Antarkan Penyadap Karet jadi Prajurit TNI AD

Mengharukan! Doa Orang Tua Antarkan Penyadap Karet jadi Prajurit TNI AD

Infocakrawala.com – JAKARTA – Menjadi prajurit TNI Angkatan Darat (AD) merupakan mimpi kemudian cita-cita Sahat Maruli Tua Sihite sejak kecil. Kerja keras, perjuangan dan juga doa kedua orang tuanya akhirnya mengantarkan Sahat Maruli menjadi prajurit TNI AD.

Ya, Sahat Maruli menjadi satu dari 116 prajurit TNI AD yang dilantik pada Rindam II/Swj dengan pangkat Prajurit Dua (Prada).

“Jadi tentara itu cita -cita saya sejak kecil, lalu sejak SMA, saya latihan lari, push up lalu lain-lain dalam Yonkav 5 sedangkan untuk psikologi, saya belajar dari You tube, medsos, perpustakaan dalam kota ataupun buku-buku,” tutur Sahat Maruli Sihite dalam samping kedua orang tuanya, dikutipkan SINDOnews Mulai Pekan (18/3/2024).

Sebelum menjadi abdi negara, Sahat Maruli Tua Sihite sehari-harinya bekerja sebagai penyadap karet di tempat kebun orang lain kemudian mendapatkan upah sebesar Rp80.000 per hari. Namun hal itu tidak ada menyurutkan niatnya untuk menjadi prajurit TNI AD.

Dengan tekad yang dimaksud kuat, Sahat Maruli mengikuti sekolah di area Rindam II/Swj. Meski sempat gagal, namun Sahat terus mencoba. “Saya juga pernah test juga 2 kali gagal yaitu seleksi Bintara TNI AD lalu Tamtama TNI AD,” ucapnya.

Kapendam II/Swj Kolonel Arh Saptarendra mengapresiasi keberhasilan Prada Sahat Maruli menjadi prajurit TNI. “Yang melantik mereka seharusnya Pangdam II/Swj Mayjen TNI Yanuar Adil, akibat beliau ada kegiatan pada DKI Jakarta yang digunakan urgen maka upacara pada Rindam dipimpin Kasdam II/Swj yaitu Brigjen TNI Ruslan Effendy,” ujarnya.

Keberhasilan Sahat Maruli, kata Kolonel Arh Saptarendra memberikan inspirasi setiap orang bisa saja mewujudkan mimpinya walaupun secara perekonomian dapat dikatakan berat.

“Orang tua petani serta ibu rumah tangga, kemudian untuk bantu keluarga, beliau bekerja sebagai penyadap karet dalam kebun orang lain. Sahat membuktikan untuk jadi prajurit tidak ada harus mengeluarkan biaya yang digunakan besar apalagi menyuap,” ujar Sapta tegas.