Bisnis  

Nasib Rupiah Masih Merana, Sore Hal ini Ditutup Anjlok ke Rp16.210

Nasib Rupiah Masih Merana, Sore Hal ini Ditutup Anjlok ke Rp16.210

Infocakrawala.com – JAKARTA – Skor tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini kembali ditutup melemah 22 poin di dalam level Rp16.210 setelahnya sebelumnya berada pada level Rp16.187 per dolar AS.

Pengamat bursa uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar Amerika Serikat menguat lagi pasca Departemen Perdagangan melaporkan bahwa barang domestik bruto Amerika Serikat berkembang pada tingkat tahunan sebesar 1,6% pada periode Januari-Maret, lebih lanjut lambat dari tingkat pertumbuhan 2,4% yang diperkirakan oleh para ekonom yang mana disurvei oleh Reuters.

“Laporan yang dimaksud juga menunjukkan bahwa kenaikan harga yang diukur dengan indeks biaya pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti naik 3,7% pada kuartal pertama, melampaui perkiraan kenaikan 3,4%,” tulis Ibrahim di risetnya, Hari Jumat (26/4/2024).

Kejutan pemuaian menempatkan fokus yang dimaksud tambahan besar dari biasanya pada rilis data indeks tarif PCE untuk bulan Maret pada hari Jumat. Ukuran PCE, dan juga indeks PCE inti yang dimaksud memperhitungkan harga jual pangan lalu energi merupakan salah satu ukuran paling penting yang digunakan digunakan oleh The Fed di mengukur perilaku harga. Inflasi masih berada dalam berhadapan dengan target kenaikan harga bank sentral Amerika Serikat sebesar 2%.

Investor memperkirakan pertemuan kebijakan Bank of Japan (BOJ) yang mana berakhir pada hari Hari Jumat bukan akan cukup hawkish untuk menggalang mata uang tersebut. mata uang Jepang. Penanam Modal memperkirakan level dolar/yen 155 akan menjadi batasan bagi otoritas Jepang, di dalam mana BOJ dapat melakukan intervensi untuk menopang mata uang tersebut.

Menyusul data PDB, lingkungan ekonomi suku bunga berjangka Negeri Paman Sam memperkirakan kesempatan penurunan suku bunga Fed sebesar 58% pada bulan September, turun dari 70% pada hari Rabu, menurut alat FedWatch CME Group (NASDAQ:CME). Pedagang suku bunga berjangka pada hari Kamis memperhitungkan kemungkinan 68% bahwa penurunan suku bunga pertama The Fed sejak tahun 2020 dapat terjadi pada pertemuannya dalam bulan November.

Dari sentimen domestik, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, kinerja Anggaran Pendapatan juga Belanja Negara (APBN) masih terjaga di sikap surplus hingga Maret 2024. APBN hingga Maret atau satu kuartal terlihat positif meskipun masih waspada lantaran kondisi geopolitik meningkat. Sedangkan, tempat total dari APBN masih surplus Simbol Rupiah 8,1 triliun atau 0,04 persen dari GDP, dari sisi keseimbangan primer surplus Mata Uang Rupiah 122,1 triliun.

Kemudian, kinerja surplus itu terjadi sebab pendapatan negara lebih tinggi besar dibandingkan belanja APBN. Untuk pendapatan negara hingga Maret telah lama terkumpul Mata Uang Rupiah 620,01 triliun atau setara 22,1 persen dari target Mata Uang Rupiah 2.802,3 Billion pada kuartal pertama. Jika dibandingkan periode tahun sebelumnya, pendapatan ini mengecil 4,1 persen.

Sementara dari sisi belanja negara sekitar Simbol Rupiah 611,9 triliun atau setara 18,4 persen dari pagu belanja tahun ini sebesar Mata Uang Rupiah 3.325,1 triliun yang telah dibelanjakan. Sehingga apabila penerimaan negara telah lama terkumpul 22 persen dari target, maka belanja negara telah direalisasikan 18,4 persen pada satu kuartal ini.

Kalau dilihat belanja kuartal pertama ini yaitu Januari sampai Maret 18 persen, kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, ini berarti memang benar ada belanja-belanja yang tersebut cukup front loading seperti penyelenggaraan pemilu.

Dalam perdagangan sore ini, rupiah ditutup melemah 22 poin di area level Rp16.210 per dolar AS. Sedangkan untuk perdagangan pekan depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di tempat rentang Rp16.180 – Rp16.260.