Indonesia Ingin Unggul dalam Sektor Otomotif, Ini Wacana Membangun Produk Nasional dan juga Cinta Buatan Negeri Sendiri

Indonesia Ingin Unggul dalam Sektor Otomotif, Ini Wacana Membangun Produk Nasional juga juga Cinta Buatan Negeri Sendiri

InfoCakrawala.com – Indonesia merupakan negeri kaya dengan sumber daya alam mineral. Sekira 30 persen komponen baku pembuat elemen penyimpan daya Electric Vehicle (EV) ada di dalam Tanah Air. Dengan proses pengolahan material dalam negeri, kemudian diekspor dalam bentuk setengah jadi atau jadi, akan datang menjadikan kita sebagai salah satu pemain penting penghasil sumber daya atau tenaga kendaraan listrik.

Di sisi lain, Indonesia sebagai pasar subur bagi berbagai perusahaan otomotif mestinya bisa saja menjadikan negeri sendiri juga bangga dengan produksi yang mana dibuat secara nasional untuk pasar global. Sehingga pada akhirnya negara kita tak sebatas menjadi pengguna, namun sebagai pemain. Yaitu pihak yang memasok dalam rantai pasok material serta komponen otomotif, sampai penghasil hasil jadi untuk dipasarkan ke berbagai negara.

Dikutip kantor berita Antara dari perbincangan dengan pakar otomotif Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu, Indonesia memiliki prospek untuk memasukkan namanya sebagai salah satu negara pemain dalam industri otomotif dunia.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau proses ekspor mobil di dalam Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa (8/3/2022). (Agus Suparto)
Presiden Joko Widodo meninjau proses ekspor mobil di tempat Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa (8/3/2022). (Agus Suparto)

Bagi Indonesia, dunia otomotif bukan hal baru oleh sebab itu sejak awal abad ke-19 telah lama menjadi bagian dari industri otomotif global. Yaitu saat cita-cita Indonesia untuk mempunyai industri otomotif lokal ditanamkan  para pemangku kebijakan 1950-an, dalam masa Menteri Perhubungan Republik Indonesia Ir. Loah.

Ia mendirikan NV Indonesia Service Company (ISC), yang mempunyai mimpi agar Indonesia tidaklah menjadi “tukang warung” yang dimaksud menampung barang dagangan dari pengusaha serta penjual asing. Akan tetapi berbuat lebih besar konkret agar Indonesia memiliki keandalan dalam menciptakan juga memasarkan kendaraan buatana negeri sendiri.

Fast forward ke masa kini, tibalah Indonesia di dalam pasar EV dan juga niatan menjadi pemain utama di tempat era mobil listrik terus dicanangkan. Kebiasaan menggunakan hasil luar negeri hingga saat ini menjadi suatu tantangan dalam membentuk habitat kendaraan dalam negeri. Kesadaran untuk beralih ke produk-produk dalam negeri harus tambahan digencarkan dengan berbagai cara.

Antara lain mengiklankan hasil sendiri kepada penduduk setempat hingga akhirnya terbentuk rasa cinta secara nasional dalam menggunakan barang dalam negeri.

 Pekerja menata sepeda motor listrik Gesits yang tersebut sudah selesai dirakit di area pabrik PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021) [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa]
Sepeda motor listrik Gesits buatan Indonesia yang mana telah dilakukan selesai dirakit di area pabrik PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021) [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa]

Brand awareness ini penting jika ingin memiliki industri otomotif dalam negeri seperti negara-negara di area Asia pada umumnya yang tersebut sudah lebih lanjut dahulu miliki brand otomotif lokal kemudian sudah mendunia.

Merek-merek otomotif lokal dia dihadapkan sebagian tantangan khusus yang dimaksud tak akan mudah, namun bukan berarti tak sanggup diatasi.

Dipaparkan oleh Yannes Martinus Pasaribu, setidaknya ada sederet tantangan yang wajib dihadapi dengan bijak oleh Pemerintah jika memang ingin benar-benar miliki merek sendiri dalam industri otomotif roda empat mau pun roda dua. Berikut gambarannya:

  • Indonesia harus bisa jadi fokus dalam memberikan peningkatan kemampuan teknologi lalu inovasi dalam industri otomotif, yang melibatkan langkah-langkah seperti mengakuisisi atau mengembangkan teknologi terkini untuk merancang, memproduksi, lalu memasarkan kendaraan yang digunakan dapat bersaing di tempat tingkat global.
  • Indonesia juga sudah harus mempersiapkan berbagai keperluan terutama dalam hal sumber daya manusia (SDM) yang tersebut mumpuni dalam bidang desain, teknik otomotif, kemudian manufaktur, marketing, hingga menjalin kolaborasi dengan perguruan tinggi. Inilah pijakan penting untuk menyediakan tenaga kerja yang siap bekerja di area industri otomotif yang dimaksud selalu dituntut secara berkelanjutan memutakhirkan fitur beserta teknologinya.
  • Adanya sebuah kebijakan atau regulasi yang dapat memberikan pertumbuhan positif bagi industri otomotif lokal seperti adanya penyusunan insentif fiskal, perlindungan hukum, dan juga regulasi yang mana mengupayakan inovasi.
  • Bangsa Indonesia harus mampu mengatasi faktor-faktor penghalang, seperti persepsi publik terhadap kualitas yang tersebut lebih lanjut baik pada kendaraan impor, nilai tukar yang mana lebih besar tinggi, lalu perlu ditingkatkannya dukungan prasarana pemerintah bagi industri kendaraan buatan Indonesia.
  • Perlu adanya berbagai langkah strategis yang dimaksud dapat membangun kesadaran untuk mengubah pola pikir para konsumen lokal melalui riset, inovasi, lalu adopsi teknologi mutakhir oleh pabrikan dalam negeri.
  • Betapa pentingnya kampanye kemudian edukasi rakyat secara masif diimplementasikan Pemerintah juga asosiasi industri untuk meningkatkan kepercayaan terhadap kendaraan buatan Indonesia nantinya.
  • Bentuk dukungan yang mana masih dapat dijangkau dalam waktu dekat, antara lain, dengan mengeluarkan kebijakan insentif juga juga afirmasi yang terus-menerus dilakukan. Alhasil, akan dapat membentuk pola pikir kurang apresiatif yang mana selama ini terpatri dengan dalam benak konsumen, mampu melunak sedikit demi sedikit.
  • Dengan implementasi strategi kolaboratif antara pelaku industri, Pemerintah, dan juga masyarakat, secara bertahap kendaraan ‘Made in Indonesia’ dapat menjadi pilihan utama konsumen domestik yang tersebut mempunyai daya saing global.
  • Dengan tren yang dimaksud sekarang sudah bergerak ke ranah elektrifikasi di tempat berbagai dunia, Indonesia–jika berniat membangun merek otomotif sendiri– juga wajib mengikuti tren industri otomotif global yang mana sudah menciptakan kendaraan ramah lingkungan.
    Untuk itu, penting dalam mempersiapkan berbagai kebutuhan seperti meningkatkan infrastruktur yang menyokong produksi otomotif khususnya EV seperti energi kemudian biosfer logistik yang mana menjadi esensial dalam mengurangi biaya produksi serta meningkatkan efisiensi operasional nantinya.
  • Indonesia harus sanggup menciptakan kolaborasi yang dimaksud sejalan dengan berbagai pihak, agar nantinya produk-produk otomotif lokal bisa jadi diterima diberbagai kalangan.
  • Melibatkan berbagai persiapan barang yang digunakan dapat bersaing di tempat pasar global itu sangat penting lalu harus melibatkan pemahaman tren pasar internasional serta pengembangan strategi pemasaran, agar nantinya berjalan efektif.
  • Untuk menciptakan ekosistem otomotif lokal, Indonesia juga harus miliki kesadaran dalam mengelola dampak lingkungan dari produksi otomotif dengan memperhatikan aspek keberlanjutan kemudian berusaha mengurangi jejak karbon serta dampak lingkungan lainnya.
  • Membangun kemitraan dengan berbagai perusahaan otomotif global terutama menyangkut dalam hal teknologi, pengetahuan, lalu pengalaman. Produk otomotif Indonesia juga harus memiliki daya tarik yang mana kompetitif lalu memenuhi standar kualitas internasional.

Ketika semua sudah dijalankan dengan baik juga sungguh-sungguh, bukan tiada mungkin Indonesia yang miliki berbagai kebutuhan untuk industri masa depan, calon menjadi pemain utama dalam sektor industri otomotif ke depannya. Apalagi dengan penduduk lebih lanjut dari 275 jt jiwa, negeri ini merupakan pasar otomotif yang mana sangat besar kemudian prospektif.

Penjualan mobil baru dalam Indonesia per tahun dalam kisaran satu jt unit, sedangkan sepeda motor mencapai 6 jt unit lebih. Dengan kemungkinan pasar otomotif demikian besar, sudah saatnya Indonesia mempunyai merek kendaraan bermotor sendiri.

(Sumber: Suara.com)