Bisnis  

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.100, Menanti Informasi Infasi Amerika Serikat

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.100, Menanti Data Infasi Amerika Serikat

Infocakrawala.com – JAKARTA – Skor tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 19 poin atau 0,12% ke level Rp16.100 per Simbol Dolar dibandingkan perdagangan sebelumnya pada Rp16.080 per USD. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp16.133 per USD.

Pengamat lingkungan ekonomi uang, Ibrahim Assuaibi mengungkapkan dolar Amerika Serikat menguat sedikit, konsolidasi pasca pembaharuan baru-baru ini dikarenakan fokus beralih ke data kenaikan harga Amerika Serikat yang tersebut akan datang untuk mendapatkan petunjuk lebih besar lanjut mengenai suku bunga.

“Namun, volatilitas ini kemungkinan akan berkurang pada awal minggu baru ini sebab para penjual menanti rilis data naiknya harga Negeri Paman Sam terbaru, yang kemungkinan akan menentukan sentimen jangka pendek mengenai prospek penurunan suku bunga,” tulis Ibrahim pada risetnya, Selasa (14/5/2024).

Para analis memperkirakan laporan CPI yang dimaksud penting pada hari Rabu akan menunjukkan kenaikan pemuaian sebesar 3,6% dari tahun ke tahun, yang digunakan akan menjadi kenaikan terkecil di tiga tahun terakhir.

Kedua data yang disebutkan kemungkinan besar akan menjadi faktor di prospek suku bunga AS, pasca data kenaikan harga yang dimaksud terlalu panas sepanjang kuartal pertama menghasilkan bursa sebagian besar tiada memperhitungkan sebagian besar perkiraan penurunan suku bunga tahun. ini.

Selain itu, pangsa gelisah terhadap Tiongkok setelahnya pengembang properti besar lainnya, di hal ini Agile Group Holdings Ltd gagal membayar obligasinya. Gagal bayar ini sebagian besar mengimbangi optimisme melawan membaiknya kenaikan harga di dalam Tiongkok, juga pengumuman Beijing baru-baru ini mengenai rencana penerbitan obligasi besar-besaran senilai 1 triliun yuan (USD138 miliar).

Kemerosotan lingkungan ekonomi properti yang mana berkepanjangan telah lama menjadi titik tekanan utama terhadap perekonomian Tiongkok, meskipun ada upaya berulang kali dari Beijing untuk memperkuat sektor ini. Sejumlah kota besar di dalam China sudah pernah melonggarkan pembatasan pembelian rumah pada dua minggu terakhir.

Dari sentimen domestik, surplus neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 diperkirakan menyusut dibandingkan dengan capaian surplus pada bulan sebelumnya, berada pada kisaran USD3,5 miliar hingga USD4 miliar. Penyebabnya memperkirakan kinerja baik ekspor maupun impor akan mengalami penurunan pada April 2024.

Surplus yang digunakan menyusut khususnya dipengaruhi oleh ketidakpastian perekonomian pada global, juga hari kerja yang dimaksud tambahan pendek pada di negeri oleh sebab itu adanya libur Lebaran. Lebih lanjut, penyusutan surplus juga akan dipengaruhi oleh penurunan nilai ekspor yang mana lebih tinggi besar dibandingkan impor. Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup melemah pada rentang Rp16.090 – Rp16.150.