Bisnis  

Inisiatif Cofiring Biomassa PLTU Gerakkan Kondisi Keuangan Komunitas

Inisiatif Cofiring Biomassa PLTU Gerakkan Kondisi Keuangan Komunitas

Infocakrawala.com – JAKARTA – Proyek cofiring atau substitusi batu bara dengan biomassa pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dinilai potensial dilaksanakan di dalam seluruh wilayah Indonesia. Pasalnya, tak cuma menekan emisi gas rumah kaca, hal ini berdampak positif pula dengan menggerakkan perekonomian masyarakat.

Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Penelitian Surfaktan dan juga Bioenergi (SBRC) IPB University Dr Meika Syahbana Rusli. Menurut dia, pemanfaatan biomassa di area PLTU jelas mengempiskan emisi yang mana dihasilkan dari pembakaran batu bara. Tak cuma itu, acara cofiring biomassa ini menurutnya juga cocok dilaksanakan pada Indonesia yang dimaksud memiliki prospek lahan kering cukup besar.

“Lahan kering ini cocok ditanami untuk flora energi. Lahan kering ini masih sejumlah yang digunakan bukan produktif, yang mana cuma ditumbuhi alang-alang, rumput-rumputan atau pepohonan yang tak termanfaatkan. Di Pulau Jawa, ada 1 jt hektare lahan kering yang mana potensial dimanfaatkan untuk tumbuhan energi,” jelas Meika pada keterangannya, Mingguan (19/2/2024).

Meika mengungkapkan, selama ini pemanfaatan biomassa hanya saja bersumber dari limbah seperti dahan-dahan kering pepohonan yang digunakan tiada termanfaatkan ataupun dengan serbuk gergaji. Proyek hutan energi dinilai dapat menjadi solusi tepat untuk menggalakkan pemanfaatan biomassa di rangka mengejar target pengurangan emisi lewat inisiatif cofiring PLTU.

Salah satu inisiatif hutan flora energi sebelumnya sudah pernah digagas oleh PT Organisasi Listrik Negara (PLN) di area beberapa wilayah seperti Cilacap Jawa Tengah, Tasikmalaya Jawa Barat kemudian Gunung Kidul Yogyakarta. Meika menilai, acara ini perlu diperbanyak dengan terus melibatkan pemerintah, swasta serta warga setempat. Terlebih, implementasi hutan energi memiliki kegunaan berkelanjutan dimana pohonnya dapat tetap saja berkembang untuk jangka panjang sebab hanya saja dahan atau rantingnya yang dimaksud akan digunakan.

“Jadi ini juga ramah lingkungan, sustainable komponen baku dari vegetasi energi ini atau kayu yang mana besar dipanen kemudian ditanam lagi kayu dalam sana. Artinya budidayanya berlanjut. Ini adalah akan memelihara lingkungan juga menjadi teduh, tak sejumlah lahan terbuka, tidak ada ada erosi,” jelasnya.

Meika menambahkan, pemanfaatan lahan yang dimaksud terbuka sebagai hutan vegetasi energi juga dapat mengatasi permasalahan lahan kritis. Selain itu, inisiatif ini juga berpotensi menyokong pertambahan nilai kegiatan ekonomi untuk masyarakat. “Bisa mengakibatkan sirkular sektor ekonomi dalam masyarakat. Ada kegunaan perekonomian secara langsung yang mana mampu dirasakan oleh masyarakat. Hal ini benar-benar dunia usaha kerakyatan,” terangnya.

Meika menjelaskan, dari beberapa jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk hutan energi seperti Kaliandra, Gamal serta Lamtoro, dahan-dahannya dapat dimanfaatkan untuk materi bakar biomassa. Sementara, daun-daun tanamannya dapat digunakan untuk pakan ternak. Realisasi acara hutan energi dengan melibatkan rakyat pun diharapkan dapat terlibat menggalakkan terbentuknya organisasi kelompok tani di area wilayah-wilayah yang mana menjadi sasaran program.