Bisnis  

Rupiah Keok Jelang Libur Panjang Kembali Dekati Rp16.000/USD

Rupiah Keok Jelang Libur Panjang Kembali Dekati Rp16.000/USD

Infocakrawala.com – JAKARTA – Skor tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi perdagangan hari ini, Selasa (21/5/2024) berakhir melemah 20 poin atau 0,13% ke level Rp15.998 per USD. Raihan ini melanjutkan tren pelemahan, ketika kurs rupiah kemarin tertekan menjadi Rp15.978/USD. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp16.038 per dolar AS.

Pengamat lingkungan ekonomi uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar Negeri Paman Sam menguat didorong Greenback didukung oleh lebih banyak sejumlah komentar dari pejabat Fed bahwa bank sentral masih perlu lebih lanjut diyakinkan bahwa pemuaian sedang turun, kemudian bahwa suku bunga kemungkinan tidak ada akan berubah untuk sementara.

“Hal ini menghasilkan risalah konferensi The Fed pada akhir bulan April, yang dimaksud dijadwalkan pada hari Rabu, menjadi fokus utama, untuk mendapatkan wawasan lebih tinggi lanjut mengenai sikap bank yang disebutkan terhadap suku bunga,” tulis Ibrahim di risetnya.

Pejabat Federal Reserve belum siap untuk menyatakan bahwa kenaikan harga sedang menuju target bank sentral Amerika Serikat sebesar 2% pasca data minggu lalu menunjukkan berkurangnya tekanan harga jual konsumen pada bulan April, juga beberapa di area antaranya pada hari Hari Senin menyerukan kelanjutan kebijakan yang mana hati-hati.

Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengungkapkan pada hari Awal Minggu bahwa Federal Reserve akan membutuhkan waktu untuk yakin bahwa kenaikan harga berada pada jalurnya kembali ke tujuannya. “Masalahnya pada waktu ini adalah kapan kita dapat yakin bahwa pemuaian jelas berada dalam jalur kembali ke 2%.

Saya pikir akan memakan waktu cukup lama sebelum kita mengetahui hal itu secara pasti,” kata Bostic di wawancara dengan Bloomberg Television.

Berbicara pada konferensi Mortgage Bankers Association di dalam New York, Wakil Ketua Fed, Philip Jefferson mengungkapkan masih terlalu dini untuk mengungkapkan apakah perlambatan proses disinflasi yang mana terjadi baru-baru ini akan bertahan lama.

Selain itu, Menurunnya optimisme terhadap Tiongkok juga mempengaruhi pasar, dikarenakan para tukang jualan menanti untuk mengamati bagaimana Beijing akan meluncurkan langkah-langkah stimulus yang digunakan baru-baru ini diumumkan.