Bisnis  

Harga Minyak Mendidih Usai Pemimpin organisasi Hamas Ismail Haniyeh Terbunuh di tempat Iran

Harga Minyak Mendidih Usai Pemimpin organisasi gerakan Hamas Ismail Haniyeh Terbunuh dalam tempat Iran

Infocakrawala.com – JAKARTA – Harga minyak dunia melonjak melanjutkan kenaikan sebelumnya pasca kelompok Hamas melaporkan bahwa negeri Israel telah lama membunuh pemimpin politiknya memicu ketegangan di dalam wilayah yang memproduksi sekitar sepertiga minyak mentah dunia. Melansir Bloomberg, patokan global Brent naik mendekati USD80 per barel setelahnya jatuh 4,5% selama tiga sesi sebelumnya, dengan West Texas Intermediate pada sekitar USD76 per barel.

Hamas mengungkapkan bahwa negeri Israel telah lama membunuh pemimpin politiknya, Ismail Haniyeh, pada sebuah serangan udara di dalam Iran. Serangan ini terjadi pasca serangan sebelumnya oleh tanah Israel dalam Beirut yang digunakan menewaskan seseorang komandan senior Hizbullah.

Telah terjadi saling balas tembakan di beberapa hari terakhir, dengan serangan Hizbullah pada Dataran Tinggi Golan yang mana dikuasai tanah Israel yang digunakan menewaskan 12 anak-anak, yang berpotensi membahayakan gencatan senjata yang digunakan sedang berlangsung antara negara Israel juga Hamas.

Para penjual minyak telah lama menilai risiko eskalasi konflik dan juga apakah hal ini dapat menyebabkan lebih tinggi banyak serangan terhadap kapal-kapal yang tersebut melintasi Laut Merah, atau mempengaruhi produksi kemudian ekspor, khususnya dari Iran. Harga minyak mentah cenderung tidaklah bereaksi terlalu tajam terhadap perkembangan baru pada perang, yang tersebut telah terjadi berlangsung sejak awal Oktober 2023.

“Serangan ini jelas mengurangi harapan gencatan senjata,” kata Priyanka Sachdeva, analis bursa senior di tempat broker Phillip Nova Pte di dalam Singapura. “Karena ini terjadi di dalam Teheran, sangat masuk akal bahwa ini dapat memicu konflik yang digunakan lebih banyak luas lalu kita kemungkinan besar akan mengamati keterlibatan negara-negara lain.”

Di luar Timur Tengah, deskripsi permintaan global tetap saja lemah lantaran perlambatan dunia usaha China yang tersebut berkepanjangan terus membebani sentimen. Brent diperkirakan akan mengalami penurunan bulanan sekitar 8%, penurunan terbesar tahun ini, meskipun biaya didukung oleh pembatasan suplai OPEC+ kemudian ekspektasi bahwa Federal Reserve akan segera menurunkan suku bunga.

Di AS, sebuah kelompok sektor mengungkapkan persediaan minyak mentah turun 4,5 jt barel minggu lalu. Jika dikonfirmasi oleh hitungan resmi pada hari Rabu, itu akan menandai penurunan beruntun terpanjang sejak Januari 2022. The Fed secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga