Ahok Kembali Koar-koar: Bicara Kecurangan Pemilu, Ungkit Ayat dan juga Mayat

Ahok Kembali Koar-koar: Bicara Kecurangan Pemilu, Ungkit Ayat dan juga juga Mayat

Infocakrawala.com – Mantan gubernur DKI Ibukota yang juga politisi PDIP, Basuki Tjahaja Purnama mengungkap bicara perihal dugaan kecurangan di area pemilihan raya 2024. Menurut Ahok, dirinya telah sangat familiar dengan trik-trik kecurangan yang terjadi di tempat tiap kontestasi Pemilu.

Ahok memperlihatkan pengalaman dirinya pada waktu maju di area dua kontestasi Pilkada, yakni Pemilihan Kepala Daerah Bangka Belitung 2007 dan juga DKI Ibukota Indonesia 2017. Ahok menjelaskan bahwa ia pernah merasakan kekalahan dengan asumsi pada waktu itu ada ‘ketidakwajaran’.

Ia lalu membicarakan ketika dirinya berhasil meraih kemenangan di tempat pemilihan gubernur Belitung Timur 2005. Menurutnya kala itu, ia merasakan bagaimana para oknum berbuat curang ketika Pilkada.

Baca juga: 

  • Diungkap Mahfud MD, Begini Respon Ganjar Usai Dilaporkan ke KPK

“Oknum-oknum itu bertindak untuk menghilangkan hak pilih orang. Jadi saya sangat familiar dengan insiden yang mana teriak ada kecurangan (Pemilu) serta segala macam,” kata beliau seperti disitir dari kanal Youtube Merry Riana, Hari Sabtu (9/3).

Ahok lalu menceritakan persoalan bagaimana dahulu ada lembaga survei memasang iklan dalam salah satu koran nasional yang mana isinya mengiklankan salah satu pasangan calon.

“Lalu apa yang mereka itu lakukan? Memang pemenangan tapi dengan segala cara. Saya pada waktu itu sampai bawa ke MA tidak MK seperti sekarang. Karena saya ingin buktikan yang mana saya bicarakan tidak fitnah,” jelasnya.

Ahok lalu paparkan persoalan kecurangan yang digunakan pernah ia alami ketika terlibat pemilihan kepala daerah Belitung Timur. Ia mengungkap seperti oknum RT yang menahan surat undangan terhadap warga, lantaran warga pada tempat yang dimaksud memilihnya.

Baca juga: 

  • Bandara Pattimura Ambon Sempat Ditutup Sementara hari terakhir pekan Siang, Ini adalah Penyebabnya

Selain perihal pemidanaan surat undangan, ada juga pola seperti mengempiskan surat kata-kata di dalam TPS atau melarang warga memilih sebab batas waktunya telah habis.

Ahok lantas mengatakan bahwa untuk bisa saja memperbaiki hal buruk pada kontestasi Pemilihan Umum ini ialah hak angket. Menurutnya hak angket tidak semata untuk mencari siapa yang mana menang di tempat Pemilu.

Ahok lalu menceritakan perihal pengalamannya pada pemilihan gubernur DKI 2017. Di pernyataannya itu Ahok sempat singgung perihal ayat lalu mayat.

“Saya waktu kalah di tempat pemilihan kepala daerah (DKI 2017), saya ketika quick qount sudah ada disampaikan saya mau ucapkan ke yang dimaksud menang. Tapi pasukan tahan saya. Waktu pada DKI, saya majukan ke MK gak? Gak. Kenapa? ya sudah ada ini kan sesuatu yang tersebut sangat sumir,”

“Jadi kita menyatakan ayat, mayat, segala macam ada bukti tapi kan di dalam undang-undang Pemilihan Kepala Daerah atau Pemilu, kalau yang dimaksud melakukan bukanlah pasukan sukses, itu bukan pelanggaran lho,” jelas Ahok.

Menurut Ahok, hal yang dimaksud yang mana jadi celah hukum kemudian membuatnya sangat pengalaman dengan trik seperti itu.

“Saya kan gak masuk kelompok kampanye nih (paslon 03), saya kasih contoh nih, kalau saya mau kasih uang atau apapun, atau kampanye SARA, gak kesulitan kan. Makanya si calon bersangkutan bisa jadi (mengelak) bukanlah saya yang dimaksud nyuruh kok,” ungkapnya.