Akses Terbatas terhadap Radioterapi Ancam Penanganan Kanker pada Indonesia

Akses Terbatas terhadap Radioterapi Ancam Penanganan Kanker pada Indonesia

Infocakrawala.com – Kanker menjadi salah satu penyakit serius di tempat Indonesia, dengan 396.914 persoalan hukum baru serta 234.511 kematian di area tahun 2022. Di antara berbagai modalitas pengobatan, radioterapi memegang peran penting di memerangi penyakit ini. Ironisnya, akses terhadap alat radioterapi di tempat Indonesia masih teramat terbatas, menghambat upaya penanggulangan neoplasma secara efektif.

Radioterapi merupakan terapi yang tersebut menggunakan radiasi berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Sekitar 50% pasien neoplasma membutuhkan radioterapi pada proses penyembuhannya, baik sebagai terapi kuratif maupun paliatif. Terapi ini dapat membantu mengendalikan perkembangan tumor, meredakan gejala kanker, kemudian meningkatkan prospek kesembuhan pasien.

Laman Cancer.org menulis akses terhadap alat radioterapi sangat penting bagi penanganan karsinoma sebab radioterapi merupakan salah satu metode terapi neoplasma yang efektif dan juga umum digunakan. Dalam konteks ini, akses yang dimaksud memadai terhadap alat radioterapi menjadi krusial di penanganan neoplasma di tempat Indonesia.

Ilustrasi radioterapi. (Shutterstock)
Ilustrasi radioterapi. (Shutterstock)

Radioterapi, sebagai salah satu metode penyembuhan neoplasma yang dimaksud efektif, memainkan peran penting pada memberikan opsi perawatan yang dimaksud komprehensif. Dengan akses yang dimaksud lebih tinggi baik, pasien dapat memperoleh perawatan lebih banyak cepat juga lebih tinggi merata di tempat seluruh wilayah, termasuk tempat terpencil.

Melihat urgensi pencegahan kemudian pengendalian kanker, perusahaan medis seperti PT Itama Ranoraya Tbk (“IRRA”) turut berperan penting pada menyediakan solusi. IRRA berjanji untuk mendistribusikan Linear Accelerator (LINAC) ke beberapa rumah sakit swasta pada Indonesia mulai Juni 2024. LINAC, sebagai alat radioterapi, memainkan peran vital di membantu menyediakan perawatan neoplasma yang tersebut lebih besar efektif.

Berdasarkan data Perhimpunan Dokter Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (Perhompedin) pada 2020, jumlah keseluruhan alat radioterapi pada Indonesia sebagai LINAC belaka terdapat 55 unit dengan fokus penyebaran paling berbagai di area pulau Jawa lalu Sumatera. Semantara itu, semata-mata terdapat masing-masing satu unit yang mana tersedia untuk Pulau Kalimatan dan juga Papua.

Dengan rencana ekspansi juga distribusi LINAC, IRRA berharap dapat mengatasi kesenjangan perawatan neoplasma dalam berbagai daerah. Hal ini akan membantu meningkatkan kesejahteraan pasien kemudian mengempiskan dampak sosial-ekonomi yang tersebut kemungkinan besar dihadapi oleh pasien dan juga keluarganya.

Heru Firdausi Syarif, Presiden Direktur PT Itama Ranoraya Tbk, menekankan bahwa upaya merek di menyediakan LINAC mencerminkan komitmen perusahaan pada menyokong pemerintah kemudian sektor swasta di penanganan neoplasma dalam Indonesia. IRRA berharap dapat memberikan partisipasi nyata di mengoptimalkan pencegahan juga pengendalian karsinoma dengan menyediakan akses terhadap teknologi radioterapi yang mutakhir.

“Kami memahami peran krusial dari komoditas LINAC ini di penyembuhan kanker. Oleh dikarenakan itu, dengan mengikuti tender atau pengadaan distribusi LINAC dari pemerintah nantinya, kami berharap dapat memberikan kebermanfaatan bagi tambahan berbagai orang untuk menekan bilangan kesenjangan perawatan neoplasma di tempat Indonesia,” tutup Heru.