Bisnis  

Atikoh Ganjar Pastikan KTP Sakti Bakal Urai Permasalahan Pupuk Subsidi

Atikoh Ganjar Pastikan KTP Sakti Bakal Urai Permasalahan Pupuk Subsidi

Infocakrawala.com – JAKARTA – Istri capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti , berdialog dengan simpatisan dan juga kader partai pendukung dalam sela-sela perjalanan menuju Palembang, Sumatera Selatan dari Lampung.

Dialog diadakan Atikoh dengan simpatisan kader parpol pendukung paslon Ganjar Pranowo lalu Mahfud MD di area Rest Area 311, Tol Bakauheni-Kayu Agung, Pedamaran, Ogan Komering Ilir (OKI), Palembang, Sumsel, Kamis (11/1/2024).

Seorang simpatisan yang mana juga berprofesi sebagai petani sempat menanyakan persoalan sulitnya mengakses pupuk subsidi.
Ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar itu mengungkapkan keluh kesah masalah akses pupuk sebenarnya menjadi unek-unek mayoritas petani pada Indonesia.

“Hampir seluruh petani dalam Indonesia, bagaimana merek kesulitan mengakses pupuk bersubsidi, soalnya kalau pakai pupuk yang mana tidak ada bersubsidi, harganya dapat 2 hingga 3 kali lipat. Tentu ini sangat memberatkan, apalagi ketika panen harganya anjlok,” kata Atikoh.

Dia bahkan menyatakan Ganjar pada waktu menjadi Gubernur Jawa Tengah rutin menerima keluhan dari petani tentang sulitnya mereka mengakses pupuk subsidi.

Ganjar, kata Atikoh, rutin menelepon pemerintah pusat demi menambah jumlah agregat pupuk subsidi dalam Jawa Tengah, tetapi tiada menemui hasil.

“Ketika Mas Ganjar masih di area Jawa Tengah, masih Gubernur Jawa Tengah itu, terus-menerus menerima keluhan terkait dengan pupuk subsidi, kok, sulit banget, sulit sekali. Jadi telepon ke pusat, ternyata memang sebenarnya kuotanya dikurangi,” kata dia.

Atikoh mengungkapkan keluhan perihal akses pupuk akan segera diselesaikan paslon Ganjar-Mahfud melalui KTP Sakti. Sebab, akan ada pembenahan data petani penerima pupuk subsidi melalui inisiatif tersebut.

“Dengan adanya KTP Sakti itu, nanti datanya benar-benar yang mana membutuhkan, sehingga sebetulnya total pupuk yang mana diperlukan itu berapa, sih, daripada kita mungkin, ya, untuk membiayai program-program yang bukan terlalu menguasai hajat hidup orang banyak, kenapa kita bukan memberikan keberpihakan terhadap petani? Jangan belaka di area mulut menurut saya,” lanjut Atikoh.

Dia menyatakan pemerintah jadi tahu jumlah total pupuk yang dimaksud dibutuhkan pada di negeri apabila data petani penerima penyubur vegetasi itu diketahui secara pasti. Ia pun membuka prospek bahwa apabila keinginan pupuk tidak ada cukup, maka akan ada pembangunan pabrik pupuk lokal baru.

“Kemungkinan kemarin kalau tak salah 3 ya, kepinginnya ada 3 pabrik baru, tetapi itu juga bertahap. Sebetulnya kita juga mempunyai pabrik banyak, permasalahannya adalah kemungkinan besar dari sisi substansi bakunya, kita kan bisa saja alternatif-alternatif,” ungkap Atikoh.

(Sumber:SindoNews)