Berpaling dari Minyak, Arab Saudi Jor-joran Penyertaan Modal ke Industri Kendaraan Listrik

Berpaling dari Minyak, Arab Saudi Jor-joran Penyertaan Modal ke Industri Kendaraan Listrik

Infocakrawala.com – Di ketika pemerintah dunia mencoba beralih dari materi bakar fosil, sebagai negara penghasil minyak yang digunakan ingin melakukan diversifikasi, Arab Saudi tampaknya telah dilakukan menemukan jawabannya: berinvestasi di pembuatan mobil listrik.

Namun, dengan sedikit pengalaman pada produksi otomotif lalu tiada ada infrastruktur untuk EV, jalan ke depan kemungkinan besar tidaklah mulus.

Dilansir dari Carscoops, Arab Saudi ketika ini sedang menghadapi tantangan pada upaya keberlanjutannya pada waktu mencoba mengadopsi kendaraan listrik (EV).

Dua pemain utama di tempat bursa kendaraan listrik di dalam negara ini adalah Lucid, yang berbasis dalam Amerika Serikat, juga Ceer, sebuah perusahaan rintisan selama Arab Saudi.

Dana Penanaman Modal Publik (PIF) Arab Saudi telah dilakukan menginvestasikan $10 miliar pada Lucid, juga pemerintah sudah pernah setuju untuk membeli hingga 100.000 kendaraan Lucid.

Lucid pada waktu ini mengoperasikan satu-satunya pabrik otomotif pada kerajaan. Pabrik ini merakit ulang kendaraan yang tersebut pertama kali dibuat di dalam Arizona.

Ceer adalah merek baru yang dibuat sama-sama oleh PIF dan juga produsen teknologi Taiwan, Foxconn. Namun, perusahaan rintisan ini belum mendirikan pabriknya, apalagi meluncurkan mobil.

Ilustrasi mobil listrik - Kapan Subsidi Kendaraan Listrik Berlaku? Ini adalah Jawabannya!. (Pexels)
Ilustrasi mobil listrik – Kapan Subsidi Kendaraan Listrik Berlaku? Ini adalah Jawabannya!. (Pexels)

Model pertama direncanakan untuk dirilis tahun depan, meskipun beberapa orang di mengklaim bahwa tanggal on-road 2026 tambahan mungkin.

Para analis mengungkapkan bahwa Arab Saudi tiada mempunyai produsen di negeri untuk menggalang perkembangan bidang mobil listrik yang dimaksud sedang berkembang.

Tingginya biaya tenaga kerja, kurangnya pemasok lokal, kemudian lingkungan ekonomi lokal yang digunakan kecil adalah beberapa alasan mengapa Toyota menolak kesempatan untuk membuka pabrik pada tahun 2019.

Negara ini bertujuan untuk memproduksi 500.000 mobil listrik per tahun pada tahun 2030. Saat ini, satu-satunya pabrik mobil di dalam negara ini sudah pernah merakit 800 mobil sejak dibuka pada September 2023.

(Sumber: Suara.com)