Bisnis  

Co-Firing Biomassa PLTU Gunakan Limbah Kayu Karet

Co-Firing Biomassa PLTU Gunakan Limbah Kayu Karet

Infocakrawala.com – JAKARTA – PT PLN Daya Primer Indonesia (EPI) terus memperkuat kegiatan cofiring pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dalam Indonesia melalui penyediaan materi baku pengganti batu bara. Langkah ini merupakan bagian upaya PLN EPI pada transisi energi mencapai Net Zero Emissions (NZE) tahun 2060.

Sekretaris Organisasi PLN EPI Mamit Setiawan memastikan, seluruh proses pengadaan biomassa sudah pernah diadakan melalui prosedur yang mana baik dan juga sesuai dengan aturan perundangan. Dia mencontohkan, biomassa tidaklah menggunakan substansi baku dari kayu yang digunakan dilindungi, hutan lindung maupun konservasi.

Mamit mengatakan, salah satu pembangkit yang dimaksud telah terjadi menjalankan kegiatan cofiring yang dimaksud adalah PLTU Tembilahan.PLTU Tembilahan adalah unit pembangkit yang dimaksud berada di tempat Kota Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Berkapasitas 2×7 MW, PLTU Tembilahan memiliki peran vital dengan berkontribusi terhadap jaringan kelistrikan di tempat sistem kelistrikan Pulau Sumatera sebesar 0,4% dan juga sebesar 1,3% dari total beban di area Provinsi Riau.

“Pembangkit yang disebutkan melakukan cofiring mulai tahun 2024 kemudian menggunakan jenis biomassa woodchip (potongan kayu) yang digunakan bersumber dari limbah kayu pohon karet. Untuk memenuhi keperluan cofiring dalam PLTU Tembilahan, PLN EPI menggunakan material baku dari limbah vegetasi karet milik warga setempat,” kata Mamit di tempat Jakarta, Hari Jumat (17/5/2024).

Selain pada PLTU Tembilahan, lanjut dia, hampir seluruh sumber material baku biomassa yang dimanfaatkan untuk menyokong inisiatif co-firing berasal dari limbah. Misalnya, limbah serbuk aren, bonggol jagung, sawdust, dan juga sekam padi.

Sepanjang 2023, serapan biomassa untuk cofiring dalam 43 PLTU mencapai 1 jt ton untuk campuran batu bara dengan rasio antara 1-3%. Pasokan biomassa untuk cofiring di tempat PLTU yang dimaksud ditarget meningkat juga diprediksi kebutuhannya mencapai 10,2 jt ton pada 2025.

Mamit menerangkan, pembangkit listrik yang berjanji di pengurangan emisi dan juga pelestarian lingkungan telah lama mencatatkan produksi listrik sebesar 78.320,387 MWh di dalam tahun 2023. Listrik ini mampu digunakan untuk menerangi 87 jt rumah selama 24 jam non-stop dengan estimasi daya setiap rumah adalah 900 Watt.