Bisnis  

Ekspor RI Anjlok 12,97% di dalam April 2024, Ini adalah Sebabnya

Ekspor RI Anjlok 12,97% di tempat di April 2024, Hal ini adalah Sebabnya

Infocakrawala.com – JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pada April 2024 nilai ekspor Indonesia mencapai USD19,62 miliar atau turun 12,97% dibandingkan Maret 2024. Rinciannya, nilai ekspor migas tercatat senilai USD1,35 miliar atau naik 5,03%. Sementara nilai ekspor nonmigas turun 14,06% dengan nilai USD18,27 miliar.

“Penurunan nilai ekspor April, secara bulanan didorong oleh penurunan ekspor nonmigas teristimewa pada logam mulia kemudian perhiasan atau permata dengan andil penurunan sebesar 2,12 persen. Kemudian mesin serta perlengkapan elektrik juga bagiannya dengan andil penurunan 1,44 persen dan juga kendaraan dan juga bagiannya dengan andil penurunan sebesar 0,77 persen,” tutur Deputi Lingkup Distribusi juga Jasa, Pudji Ismartini di konferensi pers hari ini, Rabu (15/5/2024).

Pudji menambahkan, sementara itu peningkatan ekspor migas didorong oleh peningkatan nilai ekspor gas dengan andil sebesar 0,80%.

“Kemudian secara tahunan, nilai ekspor April 2024 mengalami peningkatan sebesar 1,72 persen kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas teristimewa pada logam mulia lalu perhiasan atau permata, kemudian barang dari besi kemudian baja, serta nikel lalu baran daripadanya,” papar Fudji.

Lebih lanjut Fudji juga menerangkan perkembangan ekspor nonmigas menurut sektor pada april 2024 dimana total ekspor nonmigas sebesar USD18,27 miliar.

Adapun apabila dirinci menurut sektornya, sektor pertanian kehutanan kemudian perikanan berkontribusi sebesar USD0,30 miliar. Kemudian sektor pertambangan serta lainnya berkontribusi sebesar USD3,97 miliar dan juga sektor lapangan usaha pengolahan berkontribusi sebesar USD14 miliar.

Diungkapkan Fudji, nilai ekspor nonmigas diseluruh sektor mengalami penurunan secara bulanan. Penurunan ini utamanya terjadi pada sektor sektor pengolahan yang tersebut turun sebesar 15,95% dengan andil penurunan sebesar 11,79%.

“Penurunan utamanya disebabkan oleh penurunan nilai ekspor barang perhiasan dan juga barang berharga kemudian logam dasar mulia peralatan listrik lainnya berikutnya minyak kelapa sawit dan juga pakaian jadi atau konveksi dari tekstil,” imbuhnya.

Selanjutnya, secara tahunan semua sektor mengalami peningkatan kecuali sektor pertambangan juga lainnya yang mana mengalami penurunan sebesar 16,96%. “Ekspor sektor bidang pengolahan mengalami kenaikan sebesar 8,05 persen,” tutupnya.