Geger Petinju Transgender Guncang Ring Tinju Olimpiade Paris 2024

Geger Petinju Transgender Guncang Ring Tinju Olimpiade Paris 2024

Infocakrawala.com – Geger petinju transgender guncang ring tinju wanita Olimpiade Paris 2024 memicu amarah umum tinju dunia. Kehebohan dimulai ketika petinju transgender Imane Khelif dari Aljazair menghajar rivalnya, Angela Carini, dengan syarat Italia lalu memicu kemarahan dunia.

Setelah Imane Khelif, petinju transgender Lin Yu-Ting memicu kegaduhan kedua setelahnya mengungguli pertarungan dalam Olimpiade Paris 2024 pada waktu lawannya meninggalkan ring sambil menangis. Lin Yu-Ting meraih kemenangan hitungan mutlak di pertandingan pembuka Olimpiade – tanpa kontroversi yang mana ekstrem akibat penghentian yang tersebut dilaksanakan oleh petinju Aljazair, Imane Khelif.

Baik Lin maupun Khelif didiskualifikasi dari Kejuaraan Bumi tahun lalu di tempat New Delhi pasca gagal di tes kelayakan gender – namun diberi lampu hijau oleh IOC untuk bertarung dalam Paris. Dan Khelif memicu perdebatan global ketika lawannya dari Italia, Angela Carini, berhenti setelahnya 46 detik pertandingan kelas welter.

Tidak ada pertarungan yang mana begitu mengerikan antara petinju kelas bulu berusia 28 tahun, Lin, serta Sitora Turdibekova dari Uzbekistan – meskipun Lin mengungguli ketiga ronde, dua dalam antaranya dengan hitungan mutlak – meskipun lawannya terlihat meninggalkan ring sambil menangis.
Lin telah lama dikalahkan 14 kali di kariernya serta cuma mencetak satu KO di 54 pertandingan. Seperti Khelif,

Lin didiskualifikasi dari Kejuaraan Global tahun lalu di dalam New Delhi oleh sebab itu gagal di tes jenis kelamin yang mana tidak ada ditentukan. Kejuaraan Global 2023 diselenggarakan oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA) yang mana dipimpin oleh Rusia.

Dengan IBA yang dimaksud tercemar tiada lagi diakui oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) sebagai badan pengatur dunia tinju, Khelif dan juga Lin diizinkan untuk berlaga di tempat Paris 2024. IBA belum mengklarifikasi mengapa kedua petinju yang disebutkan gagal di tes gender, yang menyebabkan Lin dicopot.

Setelah mengakhiri kontes dengan tiba-tiba, atlet Italia itu menolak untuk mengakui lawannya sebelum berlutut sambil menangis. Kemudian, ketika berbicara pada bahasa Italia, Carini mengungkapkan bahwa ia “tidak pernah merasakan pukulan seperti itu”. Ia menambahkan bahwa ia berada di area sana untuk “menghormati ayahnya dan juga mewakili negaranya” – lalu bahwa ia merasa “patah hati”.