Bisnis  

Inisiatif PLN EPI Kembangkan Tenaga Bersih Tekan 3,7 Miliar Ton Emisi CO2

Inisiatif PLN EPI Kembangkan Tenaga Bersih Tekan 3,7 Miliar Ton Emisi CO2

Infocakrawala.com – JAKARTA – Subholding PLN Tenaga Primer Indonesia ( PLN EPI ) terus menyokong transisi energi sektor ketenagalistrikan dengan mengembangkan beberapa orang inisiatif energi bersih. Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, PLN EPI berjanji untuk mereduksi emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

“PLN EPI memperkuat Holding PLN di menegaskan komitmen untuk menjalankan transisi energi demi mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Beragam inisiatif PLN akan berdampak pada pengurangan 3,7 miliar ton CO2e,” ujar Iwan di pernyataannya, Selasa (6/8/2024).

Iwan mengatakan, selama 4 tahun terakhir PLN telah terjadi menghapus rencana penyelenggaraan 13,3 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang tersebut sebelumnya masuk ke di Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). PLN mengganti PLTU Batubara sebesar 800 MW dengan pembangkit gas hingga membatalkan perjanjian pembelian tenaga listrik atau Power Purchase Agreement (PPA) PLTU batu bara sebesar 1,3 GW.

Komitmen mengakselerasi transisi energi oleh PLN tak berhenti di area situ. PLN turut menginisiasi acara Accelerated Renewable Energy Development (ARED).

Dengan ARED, PLN merancang keadilan kelistrikan nasional melalui Green Enabling Super Grid. Menjadikan sistem kelistrikan Indonesia yang sebelumnya terpisah antar pulau menjadi terhubung satu sebanding lain juga peluang EBT berskala besar yang tersebut belum dimanfaatkan selama ini dapat dimaksimalkan. Pasokan listrik berbasis EBT akan meningkat dari 22 GW menjadi 61 GW.

Lebih lanjut, untuk mengatasi tantangan intermitensi dari sumber EBT, PLN juga memulai pembangunan smart grid dengan smart power plant serta flexible generation yang mana dilengkapi smart transmission, smart distribution, smart control center dan juga smart meter. Lewat ARED ini menyebabkan penambahan kapasitas listrik 75 persen bersumber dari EBT, sementara 25 persen berasal dari gas alam.

“PLN akan bergantung dengan LNG untuk mengkompensasi penurunan produksi atau pasokan dari gas pipa untuk memenuhi keinginan listrik nasional,” Iwan

Iwan menjelaskan, pemanfaatan gas melalui LNG akan meningkat seiring waktu dari porsi ketika ini dikisaran 55% menjadi 69% pada 2040 mendatang.