Jalan Panjang Kawasan Karst Gunungkidul Diakui UNESCO, Kini Mau Dirusak Beach Club Raffi Ahmad

Jalan Panjang Kawasan Karst Gunungkidul Diakui UNESCO, Kini Mau Dirusak Beach Club Raffi Ahmad

Infocakrawala.com – Kawasan karst Gunungsewu yang digunakan terletak pada wilayah Gunungkidul, DIY, Wonogiri, Jawa Tengah kemudian Pacitan, Jawa Timur itu berhasil mempertahankan status UNESCO Global Geopark  Network. Karst Gunungsewu adalah aset yang mana bertaraf internasional berdasarkan pada tipologi karst (holokarst-tropik) dan juga kelas karst (kelas i, ii). Ini adalah beliau perjalanan panjang karst Gunungkidul jadi Geopark Global UNESCO. 

Terdapat keunikan kasrt Gunungsewu landscape bukit, lembah purba, sungai bawah tanah, lalu kemungkinan sumber daya. Gunungsewu juga merupakan karst tropik-tebal yang digunakan unik juga spektakuler yang mana mengalami perkembangan secara baik, serta berpotensi untuk monumen alam, museum karst showroom, juga juga pusat informasi karst. 

Karst sendiri merupakan suatu bentang alam yang digunakan khusus tumbuh teristimewa dslam batuan karbonat sebagai bentuk proses pelarutan. Kawasan karst adalah ekosistem yang mana begitu unik apabila ditinjau dari aspek fisik, biotik, maupun sosial masyarakatnya. Karst Gunungsewu secara geologis geomorfologi berusia tersier. 

Perjalanan Panjang Karst Gunungkidul Jadi Geopark Global UNESCO 

Perjalanan karst Gunungkidul menjadi geopark global UNESCO berawal pada tahun 2011. Pada awalnya pengajuan calon Geopark Global juga penilaian oleh Jaringan Geopark Global oleh Profesor Patrick McKeever juga Profesor Ibrahim Komoo ditolak. Kemudian direkomendasikan lagi untuk memperluas kawasan dari Geopark hingga mencakup bagi seluruh lingkungan Karts Gunungsewu. 

Di tahun 2012 penyelenggaraan Geopark Gunungsewu termasuk pada penetapan pengamanan kawasan dengan Kawasan Bentang Alam Kars dalam Kota Gunungkidul, Kota Wonogiri kemudian Wilayah Pacitan. Adapun misi pernasehatan yang mana dijalankan dari Jaringan Geopark Global, pembentukan melalui pengelola Geopark dengan menggunakan surat tindakan bersatu dari 3 bupati, juga melakukan pendekatan terhadap semua pemangku adat kepentingan. 

Pada tahun 2013 mulai menetapkan Geopark Nasional Gunungsewu juga penyusunan dari proposal calon Geopark Global melalui kunjungan dari presiden lalu para menteri ke Pacitan.  

Selanjutnya pada 2015 kesepakatan Bersama antara 3 menteri (Kementerian Daya & Sumberdaya Mineral, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan & Kebudayaan), 3 gubernur (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur) dan juga 3 bupati (Kabupaten Gunungkidul, Wilayah Wonogiri, Kota Pacitan) perkembangan berkelanjutan dalam Geopark Gunung Sewu, dan juga Gunungsewu ditetapkan sebagai Geopark Global UNESCO setelahnya ditunda selama 6 bulan. 

Gunungsewu berhasil mempertahankan status UNESCO Global Geopark setelahnya dilaksanakan revalidasi. Penetapan ini diketahui ketika Pertemuan M’Goun UNESCO Global Geopark di area Maroko pada tanggal 5 sampai 10 September 2023, atau ketika terjadi gempa bumi. 

“Revalidasi Geopark Gunungsewu, mendapatkan predikat green card,” ungkap Sekretaris Geopark Gunungsewu, Harry Sukmono pada waktu dihubungi wartawan melalui sambungan telepon pada Awal Minggu (11/9/2023). 

Diterangkan, sebanyak 39 Geoopark pada dunia pada konferensi itu ditinjau ulang. Dua dalam antaranya berasal dari Indonesia yaitu Gunungsewu juga Kaldera Toba. Hasilnya, 29 geopark yang tersebut mendapatkan status green card juga lima lainnya memperoleh yellow card. 

Karst Gunungsewu Terancam 

Keberadaan karst Gunungsewu pada Gunungkidul pada waktu ini dikabarkan berada dalam terancam lantaran rencana konstruksi resor wisata dalam kawasan Pantai Krakal, Kapanewon (kecamatan) Tanjungsari, Daerah Gunungkidul, DI Yogyakarta oleh Raffi Ahmad. 

Beberapa waktu lalu, Raffi Ahmad sama-sama dengan entrepreneur Yogyakarta, Arbi Leo, melakukan peletakan batu pertama sebagai simbol pembangunan Resort lalu Beach Club Bekizart. Proyek ini dibangun oleh PT. Agung  Rans Bersahaja Indonesia ( ARBI ). Rencana perkembangan yang dimaksud berisi sebanyak 300 villa serta juga tiga restoran. Resor yang dimaksud direncanakan menempati lahan seluas 10 hektar. 

Lokasi resort tersebut, melalui hasil analisis pemetaan yang sudah pernah diadakan oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Yogyakarta, terletak dalam menghadapi Kawasan Bentangan Alam Karst (KBAK) Gunungsewu timur. 

Pembangunan ini dapat merusak Kawasan Bentang Alam Kasrt (KBAK) Gunungsewu di dalam bagian timur. Walhi Yogyakarta mengatakan jikalau sepanjang Kapanewon Tanjungsari membentang di tempat Kawasan Bentangan Alam Karst (KBAK) Gunungsewu di dalam timur. 

Kepala Divisi Kampanye kemudian Informasi pada Walhi Yogyakarta, Elki Setiyo Hadi, menyatakan Permen ESDM No 17 Tahun 2012 terkait Penetapan KBAK lalu menyebutkan KBAK adalah kawasan lindung geologi sebagai bagian dari kawasan lindung nasional.  Jika pengerjaan diteruskan, maka dapat berpotensi memunculkan bencana banjir, longsor, hingga kekeringan.

Selain itu, bukit karst yang dikepras dijadikan sebagai tempat wisata merupakan bentuk mengubah morfologi karst. Hal ini dikhawatirkan dapat memengaruhi hasil peninjauan kembali status Global Geopark KBAK Gunungsewu.

Demikianlah ulasan tentang perjalanan panjang karst Gunungkidul jadi Geopark Global UNESCO hingga kebaradaannya terancam. Semoga bermanfaat! 

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

(Sumber: Suara.com)