Bisnis  

Negeri Sakura Akhiri Suku Bunga Negatif, Stop Era Kebijakan Radikal

Negeri Sakura Akhiri Suku Bunga Negatif, Stop Era Kebijakan Radikal

Infocakrawala.com – TOKYO – Bank of Japan (BOJ) pada hari ini resmi mengakhiri delapan tahun rezim suku bunga negatif juga kebijakan tiada lazim lainnya. Hal ini menandai pembaharuan dari fokus meninggikan peningkatan melalui stimulus moneter besar-besaran yang mana diterapkan selama beberapa dekade.

Meskipun langkah ini akan menjadi kenaikan suku bunga pertama pada Negeri Matahari Terbit di 17 tahun, hal ini masih memproduksi suku bunga pada Negeri Sakura masih berada di area kisaran nol. Pemulihan perekonomian yang dimaksud rapuh memaksa bank sentral Jepun untuk memperlambat kenaikan biaya pinjaman lebih besar lanjut.

Pergeseran ini menjadikan Jepun bank sentral terakhir yang dimaksud meninggalkan dari suku bunga negatif kemudian mengakhiri era pada mana para pengambil kebijakan di tempat seluruh dunia berupaya menopang pertumbuhan melalui uang ekonomis juga alat moneter yang digunakan tidaklah konvensional.

Mengutip Reuters, Selasa (19/3/2024), pada tindakan yang telah terjadi diperkirakan secara luas itu, BOJ membatalkan kebijakan yang tersebut diterapkan sejak tahun 2016 yang digunakan menerapkan biaya 0,1% pada beberapa lembaga keuangan kelebihan cadangan yang diparkir di dalam bank sentral.

BOJ menetapkan suku bunga overnight call sebagai suku bunga kebijakan barunya juga memutuskan untuk menetapkan suku bunga yang dimaksud pada kisaran 0-0,1% dengan membayar bunga 0,1% pada deposito di tempat bank sentral.

“Ini akan menjadi kenaikan suku bunga pertama pada 17 tahun, sehingga memiliki banyak makna simbolis,” kata Izumi Devalier, kepala ekonomi Negeri Sakura di tempat BofA Securities, sebelum kebijakan BOJ itu diumumkan. “Tetapi dampak sebenarnya terhadap perekonomian sangat kecil,” katanya, seraya mencatat bahwa BOJ kemungkinan akan mempertahankan tekadnya untuk menjaga kondisi moneter tetap saja longgar.

“Kami tak mengharapkan kenaikan besar di biaya pendanaan atau suku bunga hipotek rumah tangga.” Bank sentral juga mengabaikan pengendalian kurva imbal hasil (YCC), sebuah kebijakan yang dimaksud sudah diterapkan sejak tahun 2016 yang dimaksud membatasi suku bunga jangka panjang pada kisaran nol.

Namun pada pernyataan yang mana mengumumkan langkah tersebut, BOJ menyatakan pihaknya akan terus membeli obligasi pemerintah “dalam jumlah keseluruhan yang digunakan sama” seperti sebelumnya serta meningkatkan pembelian jikalau imbal hasil naik dengan cepat. BOJ juga memutuskan untuk menghentikan pembelian aset berisiko seperti dana yang diperdagangkan di dalam bursa (ETF) serta dana penanaman modal real estat Jepang.