Infocakrawala.com – Banyak pengemudi yang lebih banyak memfokuskan perhatian mereka pada komponen seperti kampas, tromol, atau disc brake ketika membicarakan sistem pengereman. Namun, dalam antara komponen-komponen tersebut, terdapat satu elemen yang dimaksud banyak terlupakan, meskipun mempunyai peran penting di sistem pengereman, yaitu minyak rem.
Pada sistem rem hidrolik, khususnya pada rem cakram, keberadaan minyak rem menjadi krusial. Tanpa minyak rem, sistem rem hidrolik tak akan berfungsi bahkan apabila pedal rem telah lama ditekan berkali-kali pada mobil atau handel rem dipompa dengan kuat pada kendaraan beroda dua motor. Dengan kata lain, tanpa minyak rem, sistem pengereman tiada akan beroperasi secara optimal, bahkan mampu menyebabkan kondisi rem blong.
Kapan sebaiknya minyak rem diganti?
Sebagaimana halnya dengan komponen lainnya, minyak rem juga harus diganti secara berkala. Kewajiban untuk mengganti minyak rem ini muncul oleh sebab itu terdapat zat aditif di minyak rem yang tersebut memiliki masa kadaluarsa.
Sehubungan dengan waktu penggantian, menurut situs resmi Suzuki, idealnya minyak rem diganti setiap 20.000 hingga 30.000 kilometer. Dari segi biaya, penggantian minyak rem termasuk perawatan yang tersebut terjangkau, dengan biaya sekitar 30-50 ribu rupiah, yang digunakan mencakup biaya pemasangan juga minyak rem baru.
Sebelum melakukan perbaikan, penting untuk memperhatikan kualitas minyak rem. Minyak rem yang tersebut berkualitas harus mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:
– Titik didih tinggi agar tidaklah mudah menguap.
– Perlindungan dari karat atau korosi.
– Ramah terhadap karet seal untuk menjaga dari kebocoran.
– Viskositas yang tersebut tepat agar mampu meneruskan tekanan pada suhu ekstrem.
– Tidak mengakibatkan endapan yang mana dapat menyumbat saluran minyak rem.
Agar sistem rem dapat beroperasi secara maksimal, disarankan untuk melakukan servis menyeluruh, termasuk pembersihan, penyetelan ulang, pemeriksaan piston, kaliper, serta karet.
(Sumber: Suara.com)
