Kasus Stunting Masih Terus Meningkat, Kemenkes Tekankan Signifikans Pemberian MPASI Protein Hewani Untuk Anak

Kasus Stunting Masih Terus Meningkat, Kemenkes Tekankan Signifikans Pemberian MPASI Protein Hewani Untuk Anak

Infocakrawala.com – Kasus stunting masih menjadi kendala yang mana sampai sekarang ini kian meningkat. Berdasarkan data yang digunakan dimiliki Kementerian Kesejahteraan (Kemenkes), perkara stunting mengalami lonjakan stunting hingga 1,6 kali lipat, menjadi 13,7 persen pada waktu anak berusia 6-11 bulan. Sementara untuk anak 12-33 bulan menjadi 22,4 persen. 

Kondisi melonjaknya ini oleh sebab itu pemenuhan nutrisi pada waktu bayi kemudian balita belum terpenuhi dengan baik. Padahal, pada pencegahannya, pemenuhan nutrisi pada waktu anak masih bayi sendiri menjadi fase yang tersebut sangat penting. Apakah perbanyak makan protein hewani solusinya?

Melihat hal tersebut, Direktur Gizi kemudian Bidang Kesehatan Ibu kemudian Anak Kementerian Kesehatan, Lovely Daisy mengatakan, untuk pencegahan ini orang tua sudah ada harus memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) sejak anak berusia 6 bulan. Pasalnya, apabila bergantung pada ASI hanya komposisi yang mana didapat tidaklah cukup terpenuhi.

Metrisis Antropometri Kit SK TKDN Solo Abadi direkomendasikan Kemenkes. [Dok]
Metrisis Antropometri Kit SK TKDN Solo Abadi direkomendasikan Kemenkes. [Dok]

“Kalau kita ingin menurunkan stunting, upaya pencegahan pada fase ini harus diperkuat. Saat usia 6 bulan ini, saatnya bayi mendapatkan Makanan Pendamping ASI dikarenakan ASI belaka telah tak cukup. Jadi, MPASI ini untuk memenuhi permintaan nutrisi bayi-bayi kita,” kata Lovely disitir dari rilis Kemenkes, Hari Jumat (26/1/2024).

Bukan sekadar memberikan makanan, MPASI yang dimaksud dikonsumsi anak juga tiada sanggup sembarangan begitu saja. Lovely mengatakan, di proses pencegahan stunting, MPASI yang baik yakni protein hewani.

Pasalnya, jikalau anak rendah protein hewani berisiko sebabkan stunting. Berdasarkan riset dalam 49 negara pada 130.432 anak berusia 6-23 bulan, menunjukkan kalau stunting pada balita disebabkan oleh rendahnya asupan makanan sumber protein hewani.

Dalam riset pada Ibukota Indonesia Pusat, DKI Jakarta, mengenai pola konsumsi pada anak usia 25-30 bulan baik yang berstatus stunting maupun normal menemukan bahwa anak yang mana mengonsumsi makanan rendah energi lalu protein mempunyai risiko yang tambahan tinggi mengalami stunting.

Untuk itu berbagai protein hewani seperti daging, ikan, ayam, serta telur memberikan isi gizi yang mana baik pada anak. Jika hal ini diberikan, zat seperti protein, vitamin, dan juga lain-lain akan membantu menghindari anak alami stunting.

“Protein hewani mengandung asam amino esensial lengkap yang mana dapat membantu untuk pertumbuhan,” kata Lovely.

“Di sini, yang tersebut penting adalah konsumsi makanannya harus diperhatikan, mencukupi keinginan untuk menggalang pertumbuhannya,” pungkasnya.

Melihat pentingnya MPASI ini, pada peringatan serius Hari Gizi Nasional ke-64 tahun 2024, Kemenkes mengusung tema “MPASI Kaya Protein Hewani”. Tema ini menjadi menjadi kesempatan penting untuk meningkatkan pengetahuan juga kesadaran publik mengenai pentingnya pemberian MPASI kaya protein hewani untuk mengurangi anak alami stunting.

(Sumber: Suara.com)