Infocakrawala.com – JAKARTA – Pria berusia 55 tahun, Mardi banting setir dari karyawan swasta menjadi perajin tahu. Kini, ia sedang menikmati buah sukses sebagai perajin tahu yang tersebut dijalani sejak 1998.
Pada 1998, Mardi memutuskan terjun sebagai perajin tahu pada wilayah Cipayung, Ibukota Indonesia Timur sebab sudah ada paham betul cara memproduksinya. Oleh dikarenakan, sang ayah adalah manusia perajin tahu.
Dia menceritakan sejak masih kecil telah membantu ayahnya menciptakan tahu dari tahap awal sampai bisa jadi dijual ke pelanggan. Baginya, pengalaman adalah guru terbaik, apalagi itu diperoleh dari keluarga sendiri.
“Terjun menjadi perajin tahun dikarenakan telah dapat ilmunya turut temurun, ya. Jadi, beralih dari karyawan menjadi perajin lalu ingin belajar dagang,” kata Mardi pada waktu ditemui SINDOnews belum lama ini.
Untuk awal usahanya, Mardi memproduksi 30 kilogram tahu pada satu hari. Oleh dikarenakan, pada masih harus berproses mencari pelanggan sehabis memproduksi tahu.
Dari pintu ke pintu, Mardi datangi untuk menjajakan tahunya. Rasa lelah pasca memproduksi bukan terbayar lunas sebelum tahu-tahu miliknya terjual habis agar kembali ke rumah mengakibatkan senyuman untuk keluarga kecilnya.
“Dari pintu ke pintu Itu awalnya, sampai saya miliki 50 pelanggan tetap,” ucapnya.
Tetesan keringat ayah dua orang anak itu perlahan membuahkan hasil. Sebab, produksi tahunya awalnya semata-mata 30 kilogram per hari lalu pada masa kini telah 80 kilogram per hari.
“Saat ini saya tinggal kirim-kirim tahu sekadar ke pelanggan setiap harinya. Saya pada waktu ini dibantu satu karyawan untuk produksi tahu,” ucapnya.
