Luhut Sebut Baterai LFP untuk Mobil Listrik Tak Bisa Didaur Ulang, Dunia Pers Korea Selatan Beri Pernyataan Begini

Luhut Sebut Baterai LFP untuk Mobil Listrik Tak Bisa Didaur Ulang, Planet Pers Korea Selatan Beri Pernyataan Begini

Infocakrawala.com – Menteri Koordinator Sektor Kemaritiman dan juga Penyertaan Modal (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan memberikan tanggapan terkait kabar nikel yang mana sudah ada tak dipakai lagi oleh Tesla sebagai substansi baku pembuatan penyimpan daya mobil listrik.

Isu nikel ini awalnya digaungkan pada waktu debat Cawapres lalu dimana Gibran Rakabuming menyatakan Tesla masih menggunakan nikel sebagai unsur baku pembuatan penyimpan daya listrik.

Lalu Co-Captain Timses AMIN, Tom Lembong menanggapi dengan mengatakan kalau Tesla yang mana diproduksi dalam China sudah ada tak pakai nikel lagi. Ia menyampaikan kalau Tesla sudah ada menggunakan elemen penyimpan daya berbahan Litihium Ferro Phospate (LFP).

Mendengar pernyataan ini, Luhut juga memberikan klarifikasi kalau pendapat Tom Lembong itu tak benar. Justru Tesla masih menggunakan nikel sebagai materi baku penyimpan daya mobil listrik dalam China.

“Tidak benar pabrik Tesla pada Shanghai menggunakan 100 persen akumulator LFP untuk mobil listriknya. Mereka masih tetap saja gunakan nickel based battery,” tegas Luhut di akun Instagram @luhut.pandjaitan.

Jajaran mobil BYD di area sebuah pameran di area Thailand pada akhir 2023 kemarin. [Dok BYD]
Jajaran mobil BYD yang sudah ada menggunakan elemen penyimpan daya LFP. [Dok BYD]

Bahkan Menko Marves yang disebutkan menjelaskan kalau LFP justru tak bisa saja didaur ulang. berbeda dengan penyimpan daya berbahan nikel yang tersebut bisa saja didaur ulang.

“Selain itu masyarakat perlu tahu bahwa lithium sel berbasis nikel itu dapat didaur ulang, sedangkan elemen penyimpan daya LFP sejauh ini masih belum sanggup didaur ulang,” ujar Luhut

Salah satu media Korea Selatan, BusinessKorea memberikan pernyataan yang mana mirip terkait apa yang mana diucapkan Luhut.

“Produsen otomotif utama di tempat Korea Selatan memperluas ukuran akumulator LFP buatan China untuk kendaraan listrik. Namun, masalahnya adalah bahwa hampir tak kemungkinan besar untuk mendaur ulang akumulator LFP pasca digunakan, lalu dia (LFP) menjadi limbah,” tulis Business Korea.

Meski tak mampu didaur ulang, akumulator LFP mempunyai keunggulan ketimbang nikel. Dilansir dari berbagai sumber, akumulator LFP memiliki umur tambahan panjang berbeda dengan dengan sel nikel alias Nickel Maganese Cobalt). Selain itu, LFP tak mudah terbakar dibandingkan dengan sel NMC.

(Sumber: Suara.com)