Mayweather Menangis Dikalahkan Petinju Tak Terkenal dalam Olimpiade

Mayweather Menangis Dikalahkan Petinju Tak Terkenal pada Olimpiade

Infocakrawala.com – Floyd Mayweather Jr. menangis dikalahkan petinju tak terkenal dengan syarat Bulgaria Serafim Todorov pada waktu berlaga dalam Olimpiade . Bagaimana kekalahan di tempat Olimpiade memicu warisan pro tak terkalahkan Floyd Mayweather Jr. sementara karier rivalnya berjalan ke arah yang dimaksud sangat berbeda.

Petinju Bulgaria yang tersebut tak dikenal ini hanya sekali memiliki sedikit uang. Kekalahan terakhir Floyd Mayweather Jr. memicu warisan profesional yang dimaksud tak terkalahkan – sementara kemenangan memproduksi lawannya hancur. Mayweather baru berusia 19 tahun pada waktu ia berhasil mencapai semifinal Olimpiade 1996 pada Atlanta melawan petinju Bulgaria yang bukan terlalu dikenal, Serafim Todorov.

Dan ia terlihat akan melaju ke final pasca wasit Hamad Hafaz Shouman mengangkat tangannya setelahnya tiga ronde yang mana meyakinkan. Kecuali kebingungan yang mana terjadi di dalam sekitar arena ketika nama Todorov yang diinformasikan sebagai pemenang – yang digunakan mengejutkan semua orang.

Mayweather menangis dikarenakan sangat terpukul juga penuh emosi sehingga ia hampir tidaklah dapat mengeluarkan kata-katanya setelahnya itu. Sambil menahan air mata, ia mengungkapkan untuk NBC: “Saya merasa sudah pernah meraih kemenangan pertarungan itu.”

Mayweather kemudian menangis serta meninggalkan wawancara yang dimaksud lantaran ia terlalu sedih untuk berbicara. Rasa sakit itu mengikuti sang legenda Amerika dalam sepanjang kariernya lalu pada akhirnya terbukti menjadi inspirasi bagi rekor profesionalnya yang tersebut tak tertandingi, yaitu 50-0.

Mayweather, yang sekarang ini berusia 47 tahun, mengungkapkan untuk mantan bintang NFL, Shannon Sharpe: “Apakah saya senang dengan karier amatir saya? Tentu saja. ‘Apakah saya senang dengan medali perunggu lalu tiada mengungguli emas? Tentu saja. Wasit mengangkat tangan saya oleh sebab itu beliau pikir saya menang.”

”Namun saya senang laga yang disebutkan berjalan sesuai rencana dikarenakan hal itu menghasilkan saya bekerja tambahan keras sebagai individu profesional – untuk tiada merasakan rasa sakit yang digunakan mirip lagi. Itu adalah salah satu hal terbaik yang mana pernah terjadi pada saya.”
Mayweather melakukan debut profesionalnya hanya sekali beberapa bulan setelahnya sakit hati oleh sebab itu gagal di tempat Olimpiade, sementara Todorov menolak tawaran-tawaran yang menggiurkan untuk tetap memperlihatkan menjadi petinju amatir.