Infocakrawala.com – Sosok Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong pada saat ini berada dalam tersebar luas usai namanya disebut cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka di debat Pilpres pada Mingguan (21/1/2024) lalu. Terbaru, Tom Lembong blak-blakan membongkar korupsi di area era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Untuk diketahui, Tom Lembong pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) serta Kepala Badan Kerjasama Penanaman Modal (BKPM) di area periode pertama Presiden Jokowi.
Pernyataan Tom Lembong mengenai korupsi di dalam era Presiden Jokowi itu terungkap ketika ngobrol dengan mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan pada kanal YouTube Novel Baswedan pada Hari Sabtu (27/1/2024) kemarin. Seperti apa selengkapnya? Simak penjelasan berikut ini.
Korupsi Dalam Proyek Infrastruktur
Tom Lembong mencerikan ada konglomerat yang digunakan menyentil Presiden Jokowi. Lewat perantara Tom Lembong, konglomerat itu meminta-minta Jokowi berhati-hati pada menggunakan uang negara untuk perkembangan infrastruktur akibat rentan dikorupsi oleh pihak tertentu. Jumlah uang yang tersebut dikorupsi tak tanggung-tanggung, bahkan nyaris 40 persen dari uang APBN yang tersebut dikucurkan.
“Saya bukan sebut namanya ya, tapi ada top 10 konglomerat pernah bicara ke saya untuk bilang, ‘Pak Tom, tolong ingetin Pak Presiden kalau proyek infrastruktur yang dibiayai APBN kemudian ditugaskan ke BUMN itu 40 persen dari nilai proyek dimakan korupsi’,” kata Tom Lembong.
“Oh gitu ya,” ucap Novel Baswedan menimpali.
“Ini kan mirip-mirip bilangan bulat 36 persen tadi. Mungkin jumlah keseluruhan atau rasio acara yang tersebut dikorupsi mencapai 30 sampai 40 persen,” sambung Tom Lembong.
Tom Lembong: Jokowi Kena Kutukan Periode Kedua
Tom Lembong lalu menilai Jokowi kena kutukan periode kedua sebagai presiden. Dia mengisyaratkan Jokowi lebih tinggi serakah dari periode sebelumnya.
Padahal menurut Tom Lembong, Jokowi telah bekerja cukup baik di area periode pertama kepemimpinannya. Namun hal itu dirusak oleh sebab itu banyaknya kecurangan yang terjadi pada akhir periode jabatan Jokowi.
“Kemudian masalah ekspor sawit ilegal, ini bagian fenomena legendaris yang dimaksud namanya kutukan periode kedua, di tempat mana polanya sudah ada terbangun. Setelah dipilih kembali dan juga dikuasai kekuasaan, muncul perasaan bahwa ini prospek terakhir untuk menguangkan kekuasaan,” kata Tom Lembong.
“Karena setelahnya ini kan selesai, jadi muncul lah motivasi berbondong-bondong bagaimana memaksimalkan potensi untuk menguangkan kekuasaan,” imbuh dia.
Kontributor : Trias Rohmadoni
(Sumber: Suara.com)
