Bisnis  

Perekonomian Amerika Serikat Kemungkinan Tengah Menuju Stagflasi

Perekonomian Amerika Serikat Kemungkinan Tengah Menuju Stagflasi

Infocakrawala.com – JAKARTA – Angka makroekonomi terbaru yang dimaksud dirilis oleh Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa perekonomian negara yang disebutkan kemungkinan besar bergerak menuju stagflasi. Tanda-tanda suram ini mengisyaratkan tantangan berat pada masa depan.

Laporan pada hari Kamis (25/4) mengungkapkan bahwa barang domestik bruto (PDB) Negeri Paman Sam meningkat pada tingkat tahunan hanya saja sebesar 1,6% pada kuartal pertama tahun ini, jarak jauh pada belakang proyeksi sebesar 2,5%. Pertumbuhan yang tersebut lebih tinggi lambat dari perkiraan ini menyusul kenaikan 3,4% yang digunakan tercatat pada Oktober-Desember 2023 dan juga 4,9% pada kuartal sebelumnya.

“Ini adalah laporan terburuk dari kedua dunia – pertumbuhan lebih tinggi lambat dari perkiraan, naiknya harga lebih besar tinggi dari perkiraan,” David Donabedian, Kepala Penanaman Modal CIBC Private Wealth US, untuk Business Insider, dikutipkan Hari Sabtu (27/4/2024).

Untuk diketahui, stagflasi adalah kondisi ekonomi yang mana ditunjukkan dengan peningkatan dunia usaha yang dimaksud melemah lalu hitungan pengangguran yang tersebut tinggi disertai inflasi. Menemukan kombinasi kebijakan moneter di situasi seperti ini sangat sulit untuk ditangani, sebab upaya untuk memperbaiki salah satu faktor dapat memperburuk faktor lainnya.

Pertumbuhan yang digunakan lemah juga melonjaknya tarif konsumen merupakan tanda-tanda stagflasi, yang digunakan ditandai dengan lesunya perekonomian juga meningkatnya kenaikan harga pada jangka waktu yang lama. Amerika Serikat terakhir kali dilanda stagflasi pada tahun 1970-an, ketika naiknya harga melonjak hingga dua digit seiring dengan anjloknya perekonomian.

Saat itu, para pengambil kebijakan pada Amerika Serikat menanggapinya dengan meninggal suku bunga utama hingga 20%, sehingga menurunkan harga. Namun, langkah itu menyebabkan perekonomian mengalami resesi yang digunakan parah.

Pada bulan Maret, Federal Reserve Negeri Paman Sam melewatkan kenaikan suku bunga, sehingga tidak ada mengubah kisaran target 5,25%–5,5%. Pertemuan Komite Pasar Terbuka The Fed berikutnya dijadwalkan pada 1 Mei. Pada pada waktu yang sama, indeks harga jual pengeluaran konsumsi pribadi, yang tersebut digunakan sebagai ukuran kenaikan harga utama oleh The Fed, meningkat sebesar 3,4% secara tahunan, menandai kenaikan terbesar di satu tahun.

Biro Analisis Sektor Bisnis melaporkan, belanja konsumen di area Negeri Paman Sam mengalami peningkatan 2,5% pada bulan Januari hingga Maret, turun dari kenaikan 3,3% pada kuartal keempat tahun 2023, juga di tempat bawah proyeksi 3%.

Menurut Business Insider, hal ini memberikan batasan penting pada kemampuan The Fed untuk mengambil tindakan, oleh sebab itu regulator telah terjadi menjelaskan bahwa naiknya harga perlu diturunkan sebelum penurunan suku bunga dapat dilakukan.