Bisnis  

Pernah Nunggak Bayar Kosan Jadi Alasan Atikoh Ganjar Gencarkan Proyek Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana

Pernah Nunggak Bayar Kosan Jadi Alasan Atikoh Ganjar Gencarkan Proyek Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana

Infocakrawala.com – Inisiatif Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana yang digunakan menjadi unggulan pasangan Capres serta Cawapres nomor urut 3, Ganjar-Mahfud, berangkat dari pengalaman pribadi Ganjar Pranowo lalu istrinya, Siti Atikoh Supriyanti.

Diketahui, Atikoh berasal dari keluarga yang digunakan meningkat di tempat lingkungan pesantren sederhana, sedangkan Ganjar merupakan anak dari manusia polisi berpangkat rendah yakni, Letnan Satu (Lettu), yang bertugas di tempat Polsek Kutoarjo.

Diceritakan Atikoh, acara yang dimaksud merupakan upaya Ganjar-Mahfud untuk meningkatkan taraf hidup rakyat kelas bawah. Dimana akses ke dunia institusi belajar amat sulit. Sehingga perlu ada political will untuk membantunya.

“Kalau untuk keluarga mampu merekan sanggup dapat (mengenyam sekolah tinggi) sendiri, tapi kalau untuk keluarga tak mampu ini harus difasilitasi oleh pemerintah,” kata Atikoh ditulis Kamis (25/1/2024).

Atikoh meyakini, jikalau pemerintah mampu memberi jaminan sekolah tinggi untuk keluarga tidak ada mampu, maka taraf hidup mereka itu sekiranya akan terangkat.

“Dengan seperti itu maka si anak kalau beliau benar-benar memang benar mempunyai keinginan untuk lembaga pendidikan tinggi, ia akan menjadi sumber atau sosok yang mana nanti akan mampu memberdayakan keluarga, mampu memperbaiki keberadaan keluarga,” ujarnya.

Lebih jarak jauh mantan wartawati ini bercerita tentang kesulitan keluarganya maupun keluarga Ganjar di meraih cita-cita lewat pendidikan.

Sebagai orang yang tersebut sama-sama berangkat dari keluarga yang tersebut sederhana, Atikoh maupun Ganjar pernah mengalami kesulitan pada waktu mengenyam lembaga pendidikan tinggi.

“Saya berasal dari publik yang mana sangat biasa yang digunakan berjuang luar biasa agar dapat kuliah di dalam UGM (Universitas Gadjah Mada). Bahkan saya pernah merasakan beberapa bulan harus nunggak untuk bayar kos, lantaran orang tua saya sudah ada meninggal, tetapi saya yakin bahwa dengan tekad yang tersebut kuat, dan juga tentu cuma pertolongan yang mana maha kuasa selalu akan ada jalan bagi kita,” ungkap Atikoh.

Kemauan serta tekad yang digunakan kuat menghasilkan Atikoh lalu Ganjar dapat tegar menghadapi cobaan. Olah karenanya, Ganjar-Mahfud ingin semua anak di area Indonesia dibantu penuh pemerintah untuk meraih cita-cita lewat kegiatan tersebut.

“Jadi saya bisa jadi memahami bagaimana perjuangan rakyat indonesia. Untuk sanggup memperbaiki keluarga juga lingkungan itu adalah melalui pendidikan,” tuturnya.

Kalaupun ada siswa yang ingin dengan segera bekerja, Ganjar-Mahfud juga menyiapkan sekolah vokasi yang mana terintegrasi dengan perusahaan-perusahaan ternama. Dengan demikian, maka para siswa bisa saja tersalurkan segera ke dunia kerja setelahnya mereka itu lulus dari sekolah.

“Programnya itu ada sekolah vokasi. Di Jawa Tengah telah ada. Itu adalah SMK. Semuanya gratis. Mulai dari seragamnya, tempat tinggalnya, buku, tas, sepatu, juga untuk praktik-praktik semuanya gratis. Tetapi yang digunakan boleh sekolah dalam situ cuma orang yang digunakan tidak ada mampu, kemudian seratus persen lulusannya yang dimaksud ada di tempat Jawa Tengah ini terserap dunia kerja dengan cepat,” kata Atikoh.

Ketika menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, acara mirip pernah diterapkan Ganjar dengan menghadirkan sekolah SMK gratis bagi publik yang kurang mampu.

“Sudah banyak cerita suksesnya, anaknya telah mampu bangunkan rumah untuk orang tua, kemudian beliau itu juga dapat melanjutkan kuliah, bahkan sejumlah yang tersebut bekerjanya itu di area luar negeri, seperti di area Jepang,” kata dia.

Ditambahkan Atikoh bahwa institusi belajar akan menjadi prioritas Ganjar-Mahfud, khususnya di upaya meningkatkan kualitas juga taraf hidup masyarakat.

“Jadi ini lah melalui institusi belajar anak serta cucu bapak ibu yang ada di dalam di lokasi ini nanti mampu terjamin tidak hanya saja dari SD, SMP, tetapi SMK, SMA itu juga akan difasilitasi oleh negara. Karena ini cara bagi kita untuk meningkatkan kualitas atau SDM warga negara untuk menjemput Indonesia emas,” pungkasnya.

(Sumber: Suara.com)