Bisnis  

PLN EPI-RAE Teken MoU Pemanfaatan Limbah Perkebunan untuk Biomassa di dalam Lampung

PLN EPI-RAE Teken MoU Pemanfaatan Limbah Perkebunan untuk Biomassa di tempat pada Lampung

Infocakrawala.com – JAKARTA – PT PLN Daya Primer Indonesia (EPI) juga PT Rindang Asia Daya (RAE) mengesahkan nota kesepahaman (MoU) pengembangan biosfer pemanfaatan limbah perkebunan untuk biomassa. Kerja identik ini merupakan bentuk upaya PLN EPI pada memulai pembangunan biosfer biomassa kerakyatan guna mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060.

Penandatangan nota kesepahaman ini dilaksanakan oleh Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko dengan Direktur Utama PT RAE Husni Thamrin. Nota kesepahaman ini juga mencakup sinergi penyediaan biomassa ke PLTU dalam luar wilayah Lampung melalui moda transportasi darat kemudian laut.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, nota kesepahaman yang disebutkan adalah untuk memperbesar skala sinergi pada pengembangan ekosistem, bisnis, teknologi, pengelolaan, pemasaran kemudian pemanfaatan biomassa/bioenergi dengan mengoptimalkan limbah atau residu pertanian, perkebunan, serta kehutanan.

“Saat ini telah lama dilaksanakan pilot project pengolahan limbah batang singkong menjadi biomassa serbuk untuk co-firing PLTU, dengan kerja serupa ini akan diperluas lagi,” tutur Iwan melalui keterangan pers, Hari Sabtu (18/5/2024).

Iwan menegaskan, PLN EPI berazam untuk memberikan sumbangan lebih besar pada lingkungan, sosial, lalu ekonomi, serta tidak hanya saja sekadar mematuhi regulasi. Untuk mewujudkan hal itu, tegas dia, PLN EPI mendirikan rantai pasok biomassa yang akan menurunkan emisi gas rumah kaca dari awal hingga akhir di rantai pasok biomassa.

“Dengan memanfaatkan residu kemudian limbah pertanian perkebunan, maka akan terjadi pengurangan emisi yang digunakan berasal dari limbah pertanian-perkebunan yang digunakan membusuk akibat ditimbun atau dibakar. Di hilir, ini akan menghurangi emisi PLTU lantaran substitusi sebagian batu bara ke biomassa,” paparnya.

Dalam mendirikan biosfer biomassa tersebut, lanjut dia, juga terlibat warga untuk melakukan pembibitan kemudian investasi flora multifungsi di area lahan kritis lalu marginal. Selain memberdayakan masyarakat, hal ini juga meningkatkan penyerapan karbon oleh tanah serta tanaman. “Pelibatan penduduk tani untuk penyetoran vegetasi pakan ternak di dalam lahan marginal telah dilakukan berjalan pada beberapa lokasi seperti di tempat Gunung Kidul, Cilacap, Tasikmalaya, Pulau Kundur pada Kepri, lalu wilayah lainnya,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Utama RAE Husni Thamrin menyatakan bahwa pihaknya siap bersinergi pada pengembangan pasokan biomassa yang digunakan bersumber dari residu flora pertanian perkebunan yang digunakan selama ini bertumpuk begitu saja. “Kami setuju untuk menyediakan pasokan biomassa yang berasal dari komoditas samping perkebunan seperti serbuk dari batang singkong, bonggol jagung, sekam padi, karet, limbah pengolahan coklat, kelapa sawit lalu komoditas lainnya yang digunakan berbasis pemberdayaan dan juga keterlibatan masyarakat,” ujar Husni.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung Bambang Sumbogo, yang mana turut menyaksikan penandatangan MoU ini mengungkapkan bahwa sumber energi biomassa ini dalam daerahnya sangat berlimpah. Lampung juga miliki infrastruktur pelabuhan yang mana siap digunakan untuk pengiriman biomassa ke PLTU lain di area luar Lampung manakala permintaan lokal telah dilakukan tercukupi.

“Kami berharap pemanfaatan limbah pertanian lalu perkebunan ini akan menggerakkan peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain juga berkontribusi di penurunan emisi melalui inisiatif co-firing PLTU. Infrastruktur perhubungan dalam Lampung sangat siap menyokong hal tersebut,” pungkasnya.