Bisnis  

PLN Indonesia Power Kejar Target Bauran EBT dan juga Tingkatkan Cofiring Sebagai Salah Satu Green Booster

PLN Indonesia Power Kejar Target Bauran EBT lalu juga Tingkatkan Cofiring Sebagai Salah Satu Green Booster

Infocakrawala.com – PT PLN Indonesia Power (PLN IP) PLTU Adipala telah lama menerapkan pemanfaatan biomassa sebagai komponen bakar pengganti batu bara (Cofiring), dengan memanfaatkan berbagai limbah dari kayu hingga uang kertas.

PLTU Adipala pun mendapat perhatian dari Komisi VII DPR RI juga Kementerian ESDM setelahnya beberapa waktu lalu mendapatkan Piagam Penghargaan Museum Rekor Planet Indonesia (MURI) berhadapan dengan pemanfaatan limbah racik uang kertas (LRUK) terbanyak yaitu sebanyak 100 Ton yang mana dijadikan untuk cofiring atau subtitusi energi primer Pembangkit Listrik Tenaga Uap.

Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto yang dimaksud hadir dengan 2 Anggota Komisi VII lainnya Abdul Kadir Karding dan juga Rofik Hananto mengatakan, PLTU Adipala sekarang ini terus berinovasi untuk menjadi PLTU yang tersebut lebih besar hijau lalu ramah lingkungan dengan memanfaatkan Biomassa sebagai materi bakarnya, sehingga emisi yang tersebut dihasilkan dapat terus ditekan di area sedang permintaan energi khususnya listrik yang digunakan terus meningkat.

“Kita dorong terus juga kita upayakan PLTU Adipala ini dapat mencapai 100 persen firing biomass seperti 4 PLTU lainnya yang sudah mencapai 100 persen,” kata Sugeng.

Sugeng pun memandang PLN Indonesia Power sangat penting pada menekan emisi pada PLTU Adipala, meskipun sudah menggunakan teknologi super critical yang mana diyakini efisien di proses produksi listriknya namun PLN IP terus mencari terobosan yang digunakan salah satunya dengan menerapkan cofiring biomass dalam PLTU Adipala.

“Sekarang saya lihat upaya-upayanya telah sungguh luar biasa diantaranya apa, di area di lokasi ini sudah ada super critical. Namun tidak ada hanya sekali itu, cofiring biomass juga diterapkan,” tuturnya.

Sugeng melanjutkan, abu sisa pembakaran batu bara atau Fly Ash and Bottom Ash (FABA) dari PLTU Adipala pun sudah pernah dimanfaatkan sebagai barang campuran material baku untuk keperluan penyelenggaraan infrastruktur.

“PLTU Adipala telah lama memulai itu dengan baik jadi sudah memanfaatkan limbah juga yakni sebagai apa FABA yang tersebut dari sisa sisa pembakaran batu bara telah lama dimanfaatkan menjadi produk-produk batu bata untuk berbagai keperluan infrasktruktur. Bagus sekali juga juga pada rangka memenuhi keinginan keperluan ESG yaitu Environment, Social and Governance yang saya lihat PLTU Adipala ini menjalankan dengan baik,” paparnya.

Direktur Pembinaan Rencana Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wanhar mengungkapkan di menerapkan cofiring PLTU Adipala sudah melakukan pembaharuan dengan memanfaatkan berbagai sumber biomassa, mulai dari kayu hasil sebuk gergaji hingga limbah racik uang kertas (LURK), hal ini sejalan dengan inisiatif eksekutif pada menurunkan emisi.

“PLTU Adipala pada kondisi yang mana sangat baik, satu hal yang memang sebenarnya saya apresiasi adalah inisiatif dimana kegiatan otoritas ini sudah ada dilaksanakan oleh PLN IP dengan baik termasuk PLTU adipala. Dimana pada waktu ini PLTU Adipala telah melakukan acara cofiring, dengan menggunakan limbah limbah, baik dari gergajian kayu maupun limbah uang kertas, ini menarik,” jelasnya.

Menurut Wanhar, pemanfaatan LRUK merupakan terobosan terbaru lalu pasokannya terjamin, sebab berdasarkan data Bank Indonesia, di satu tahun ada 6 ribu ton LURK.

“Cofiring dengan limbah uang kertas ini pertama kali saya denger, ini juga menarik sebagaimana yang mana kita ketahui uang akan selalu ada, ya sekalipun telah ada emoney. Kalau dari penjelasan BI ini cukup sustain, sebab ada sekitar 6 ribu ton pertahun, mudah-mudahan akan menjadi alternatif biomass yang digunakan akan memenuhi co-firing dalam PLTU Adipala,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menyatakan PLN Indonesia Power terus kejar target bauran Tenaga Baru dan juga Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di dalam tahun 2025, salah satunya melalui inisiatif cofiring, termasuk di tempat PLTU Adipala. Proyek ini dijadikan sebagai salah satu green booster pada acara percepatan peningkatan energi terbarukan dengan minimum pembangunan ekonomi dikarenakan menggunakan infrastruktur yang dimaksud sudah ada ada.

“PLN Indonesia Power terus lakukan manuver untuk mencapai target bauran EBT pada tahun 2025. Selain terus menggali prospek EBT pada Indonesia, kami juga jalankan acara cofiring yang digunakan dijadikan sebagai salah satu green booster pada acara percepatan peningkatan energi terbarukan. Tak semata-mata itu, kami juga terus mencoba beberapa alternatif komponen baku cofiring, salah satunya dengan LRUK serta berhasil” Ujar Edwin.

Saat ini PLTU Adipala terus menaikan target tonase dan juga kWh green untuk cofiring hingga 5 persen. Maka dari itu diperlukan tambahan material unsur bakar dari berbagai jenis biomassa, salah satunya adalah pemanfaatan Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) yang dimaksud bekerjasama dengan Bank Indonesia Purwokerto di dalam tahun 2023.

Berdasarkan data Bank Indonesia Tahun 2021, rata-rata LRUK yang dihasilkan adalah hampir 6 ribu Ton per Tahun. Skor kalor LRUK cukup tinggi yaitu 3.901 kCal/kg (ar), apabila dibandingkan dengan biomassa sawdust yaitu sekitar 2.500 kCal/kg (ar) sehingga pada 1 tahun dapat dihasilkan energi sebesar 21.679.027,3 MCal atau 25.201,9 MWh.