Presiden Jokowi Tak Tahu Apa Itu Seblak, Padahal Termasuk Makanan Khas Indonesia?

Presiden Jokowi Tak Tahu Apa Itu Seblak, Padahal Termasuk Makanan Khas Indonesia?

Infocakrawala.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditertawai oleh emak-emak di area Bekasi lantaran bukan tahu seblak. Kejadian itu terjadi ketika Jokowi bertemu dengan para peniaga UMKM penerima bantuan modal inisiatif Membina Kondisi Keuangan Keluarga Sejahtera pada Bekasi, Jawa Barat, pada Hari Jumat (16/2/2024).

Dilihat dari tayangan video pada kanal YouTube Antara News, mulanya Jokowi mengundang penjual bernama Yulianti naik ke panggung. Kemudian orang nomor satu dalam Indonesia itu bertanya apa yang dimaksud dijual oleh Yulianti.

“Bu Yulianti, jualan apa, Bu?” kata Jokowi.

“Seblak,” jawab Yulianti.

“Seblak? Apa itu?” tanya Jokowi lagi.

Pertanyaan Jokowi pun segera mengundang gelak tawa para tukang jualan yang mana didominasi emak-emak. Yulianti kemudian memberi tahu Jokowi tentang seblak yang dimaksud merupakan makanan berisi sayur-sayuran, bakso, sosis, juga kerupuk juga juga identik dengan rasa pedas.

“Makanan khas Jawa Barat, Pak,” ucap Yulianti.

“Oh, makanan khas Jawa Barat. Boleh loh bertanya,” kata Jokowi lagi sambil bergabung tertawa.

Dicanangkan Jadi Warisan Budaya Khas Jawa Barat

Banyak sumber mengungkapkan kalau seblak merupakan makanan khas Jawa Barat. Tidak ada catatan sejarah dari mana selama pasti makanan yang disebutkan juga siapa yang tersebut menemukan resepnya. Meski begitu, dipastikan kalau makanan dengan rasa khas dari rempah kencur itu berasal dari suku Sunda.

Seblak kian populer bagi rakyat sejak popular pada media sosial. Salah satunya turut diramaikan oleh artis Rafael Tan yang digunakan membuka bidang usaha bidang usaha makanan seblak. Bahkan, Rafael sampai dinobatkan menjadi duta seblak oleh warganet.

Populernya seblak juga sempat dilirik oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, serta Teknologi (Kemenristek Dikri). Seblak rencananya didaftarkan menjadi warisan budaya tak benda khas Indonesia.

Hanya saja, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pelindungan Kebudayaan, Kemendikbud Ristek, Rusmiati menyatakan perlu adanya riset lebih banyak lanjut dahulu untuk memverifikasi selama seblak. Sebab ada perbedaan pendapat tentang jika seblak antara sari Bandung atau Garut.