Prevalensi Gagal Ginjal Masih Tinggi, Sejauh Mana Transplantasi Ginjal Bisa Jadi Solusi?

Prevalensi Gagal Ginjal Masih Tinggi, Sejauh Mana Transplantasi Ginjal Bisa Jadi Solusi?

Infocakrawala.com – Gagal ginjal masih menjadi salah satu penyakit paling sejumlah diderita oleh warga di area Indonesia. Menurut data Investigasi Bidang Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) tahun 2020, prevalensi gagal ginjal di tempat Indonesia tercatat sebanyak 3,8% atau sekitar 739.208 jiwa.

Sementara itu, prevalensi penyakit batu ginjal di tempat Indonesia adalah sekitar 0,6% atau 6 per 1000 penduduk. Walaupun demikian, metode perawatan kebugaran pada bidang urologi kemudian nefrologi terus berprogres baik secara global maupun nasional.

Di Indonesia sendiri, beberapa metode perawatan terbaru untuk urologi juga nefrologi mencakup transplantasi ginjal, Robotic Biopsy, Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS), Ureteroscopy (URS), serta Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL).

Ilustrasi gagal ginjal. (Freepik)
Ilustrasi gagal ginjal. (Freepik)

Managing Director dari Siloam Hospitals Group, Caroline Riady, pada sambutannya menjelaskan bahwa Simposium Uro-Nefrologi ini diharapkan menjadi wadah berbagai ilmu, meningkatkan kekuatan kolaborasi para dokter lalu meningkatkan mutu pelayanan urologi nefrologi di dalam Indonesia.

“Melalui kegiatan simposium ini adalah kesempatan yang digunakan berharga untuk mendalami pengetahuan juga berbagi pengalaman mengenai betapa pentingnya ginjal lalu saluran kemih untuk tubuh. Di mana telah terlihat pencapaian signifikan pada lingkup transplantasi ginjal dan juga dampaknya yang besar di dalam dunia medis”, tutur Caroline Riady.

Transplantasi ginjal merupakan terobosan teknologi lalu kemajuan ilmiah yang tak belaka menjadi pilihan hidup, tetapi juga lambang harapan hidup yang mana lebih tinggi panjang untuk quality of life yang digunakan tambahan baik lagi.

“Perkembangan ini sudah menciptakan 313 transplantasi ginjal yang digunakan dilaksanakan oleh Siloam ASRI” terang Caroline.

Ia juga mengungkapkan kebahagiaannya dengan urologi juga nefrologi yang mana telah menjadi prioritas kementerian kesehatan, para profesor, kemudian para ahli medis.

“Saya meminta kita semua untuk mendengarkan presentasi hari ini lalu berdiskusi dengan antusiasme juga sama-sama mewujudkan pembaharuan positif di tempat dunia kedokteran, khususnya di tempat bidang urologi lalu nefrologi” pungkas Caroline Riady.

Acara ini turut menghadirkan berbagai dokter spesialis yang dimaksud ahli dari seluruh Indonesia untuk memberikan wawasannya. Simposium ini dihadiri oleh sekitar 400 peserta, yang dimaksud terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, tenaga medis pendukung, kemudian hingga publik umum. Simposium medis ini membawakan berbagai topik di bidang urologi kemudian nefrologi.

Beberapa topik diantaranya adalah Uro-Oncology, Chronic Diseases in Nephrology, Endourology & Urolithiasis, Female Functional Urology & Neurology, Uro-Pediatric & Adult Reconstruction, Andro-Urology, juga Kidney Transplantation.

Topik-topik dalam melawan dibawakan oleh beberapa narasumber ternama kemudian berpengalaman pada bidang urologi lalu nefrologi seperti: Prof. Dr. dr. Endang Susalit, Sp.PD-KGH, FINASIM; Prof. Dr. dr. Nur Rasyid, Sp.U (K); DR. Dr. Maruhum Bonar H. Marbun, SpPD – KGH; Prof. dr. Ponco Birowo, Sp.U (K), Ph.D; Prof. dr. Harrina E. Rahardjo, Sp.U (K), Ph.D; Prof. dr. Wiguno Prodjosudjadi, Phd, SpPD-KGH; Prof. Dr. dr. Parlindungan Siregar, SpPD, KGH; dan juga 11 dokter spesialis uro-nefrologi lainnya.

Selain dokter spesialis uro-nefrologi, acara ini juga turut menghadirkan narasumber dari bidang pendukung lainnya sepert, dokter spesialis pediatri, kedokteran jiwa, patologi anatomi, penasehat hemato-onkologi, dan juga kedokteran fisik kemudian rehabilitasi medis.

(Sumber: Suara.com)