Infocakrawala.com – Mantan komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai didapuk menjadi saksi meringankan atau a de charge untuk Ketua KPK nonaktif Firli Bahuri yang mana terjerat perkara dugaan korupsi dalam bentuk pemerasan terhadap eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Selain Natalius Pigai, ada tiga saksi meringankan lain yang diajukan. Mereka adalah pakar hukum dari Universitas Al Azhar Indonesia, Profesor Suparji Ahmad.
Lalu dua saksi lainnya, yakni Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dan juga pakar hukum internasional Universitas Padjajaran, Prof Romli Atmasasmita.
“Profesor Suparji Ahmad serta Natalius Pigai sudah ada diperiksa,” kata Dirkrimsus Polda Metro Jaya Ade Safri Simanjuntak di keterangannya yang digunakan diterima Suara.com, Hari Senin (25/12/2023).
Sementara menurut Ade, Alexander Marwata menolak untuk menjadi saksi meringankan bagi Firli Bahuri. Sedangkan Profesor Romli memohon untuk ditunda pemeriksaannya.
Berikut profil lengkap Natalius Pigai yang merupakan tokoh Papua:
Pada beberapa kesempatan, Natalius Pigai memang sebenarnya menyuarakan pendapat terkait Filri Bahuri. Salah satunya lewat cuitannya di dalam media X.
“Disanjung bukan jadi rembulan, dihina bukan masuk sampah. Tidak perlu tunjuk siapa dirimu dikarenakan pembenci tiada percaya serta pengagum bukan butuh. Lebih dari 20 ribu perkara serta krusial bangsa berakhir di tempat tangan putra Papua ini tanpa minta imbalan, jasa, jabatan ke negara ini. Berkah dalem,” tulis Natalius Pigai sembari mengunggah dua foto dirinya dengan Firli Bahuri.
Natalius Pigai memang sebenarnya kerap menyuarakan pendapatnya dalam jejaring X (dulu Twitter). Menilik pendapat-pendapatnya, sebelumnya ia kerap mengkritisi beberapa orang tokoh kebijakan pemerintah dalam negeri ini.
Beberapa waktu lalu ia bahkan sempat jadi sasaran rasisme yang tersebut diduga dijalankan Ambroncius Nababan. Lantas siapa sebenarnya Natalius Pigai?
Natalius Pigai bukanlah sosok yang digunakan asing di area mata publik. Ia merupakan mantan Komisioner Komnas HAM yang dimaksud juga aktivis, dikenal kritis termasuk untuk kebijakan pemerintah.
Disitat dari beberapa jumlah sumber, Pigai, sapaan akrabnya, merupakan tokoh kelahiran Paniai, Papua, pada 1975. Ia dikenal sebagai aktivis HAM.
Ia memulai kariernya sebagai staf khusus menteri dalam Kementerian Tenaga Kerja lalu Transmigrasi Republik Indonesia pada masa kepemimpinan Alhilal Hamdi juga Jacob Nuwa Wea (1999-2004).
Ia juga pernah menjadi pasukan asistensi Dirjen Kesbangpol Sudarsono Hardjosukerto (2006-2008), Penasihat BRR Aceh-Nias di dalam Deputi Pengawasan dan juga Menulis Ensiklopedia Tsunami Aceh-Nias (2008-2009), kemudian salah satu dari 11 anggota Komisi Nasional Hak Asasi Individu (Komnas HAM) (2012 – 2017).
Natalius Pigai dikenal kerap menyuarakan keadilan serta penegakan HAM pada Papua. Karena hal itu pula, dirinya dilabeli sebagai aktivis siswa Papua era tahun 1995-1999 pada masa perjuangan Reformasi.
(Sumber: Suara.com)
