Bisnis  

Rupiah Rontok ke Rp16.458/USD, eksekutif Malah Mengalihkan Tanggung Jawab ke Publik

Rupiah Rontok ke Rp16.458/USD, eksekutif Malah Mengalihkan Tanggung Jawab ke Publik

Infocakrawala.com – JAKARTA – Otoritas kebijakan dinilai cenderung mencari jalan pintas juga mengalihkan tanggung jawab terhadap publik terkait pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat atau Mata Uang Dollar yang digunakan terjadi belakangan ini. Kurs rupiah menurut data JIDOR BI (Bank Indonesia) pada pembukaan terakhir akhir pekan kemarin, masih loyo di area tempat Rp16.458 per USD.

“Seolah-olah pelemahan rupiah adalah akibat dari perilaku ekonomi masyarakat, padahal stabilitas nilai tukar adalah tanggung jawab utama pemerintah serta otoritas moneter. Kebijakan yang digunakan tepat juga konsisten dari pemerintah sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” ujar Analis kegiatan ekonomi kebijakan pemerintah FINE Institue, Kusfiardi pada keterangannya, Mulai Pekan (24/6/2024).

Menanggapi enam langkah yang tersebut diusulkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK untuk membantu menguatkan rupiah, Kusfiardi menilai langkah-langkah yang mana disarankan yang dimaksud memang benar baik. Namun tak dapat menggantikan tugas yang tersebut harus dijalankan oleh otoritas kebijakan di menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

“Enam langkah yang digunakan diusulkan OJK, seperti membeli produk-produk di negeri, tiada menimbun dolar, berwirausaha dengan orientasi ekspor, berwisata di negeri, menggunakan transportasi publik, serta berinvestasi dalam pada negeri, adalah langkah-langkah positif. Namun, mengandalkan partisipasi warga hanya bukan cukup untuk menjamin stabilitas nilai tukar rupiah,” tambah Kusfiardi.

Kusfiardi menekankan, bahwa upaya menstabilkan nilai tukar rupiah harus didukung oleh kebijakan pemerintah yang tersebut konsisten serta efektif. Ia menggarisbawahi beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan oleh otoritas kebijakan.

Pertama, Bank Indonesia perlu menetapkan kebijakan suku bunga yang mana tepat untuk mengendalikan pemuaian dan juga menjaga stabilitas rupiah. Menyeimbangkan suku bunga sangat penting, oleh sebab itu suku bunga yang terlalu rendah dapat mengupayakan inflasi, sementara suku bunga yang tersebut terlalu tinggi dapat menekan peningkatan ekonomi. BI harus menemukan keseimbangan yang dimaksud tepat untuk memperkuat stabilitas mata uang dan juga peningkatan ekonomi.

Kedua, pemerintah harus mengatur kebijakan ekspor-impor secara efektif. Mengurangi ketergantungan pada barang impor dan juga menggerakkan ekspor barang lokal akan membantu menguatkan rupiah. Ini adalah termasuk memberikan insentif untuk eksportir lalu memberlakukan pembatasan impor untuk barang-barang yang dimaksud dapat diproduksi dalam di negeri.

Selanjutnya, Kusfiardi menyarankan pemerintah untuk menggalakkan repatriasi devisa hasil ekspor ke pada negeri. Langkah ini bisa saja dijalankan dengan memberikan insentif bagi eksportir untuk menukarkan devisa mereka menjadi rupiah pada pangsa domestik, yang digunakan pada akhirnya akan meningkatkan pasokan dolar lalu menguatkan rupiah.

Selain itu, fungsi intermediasi perbankan harus berjalan optimal untuk memperkuat sektor riil. Bank-bank harus didorong untuk menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif, seperti manufaktur, pertanian, juga infrastruktur, yang digunakan dapat meningkatkan output perekonomian juga menciptakan lapangan kerja.

Kusfiardi juga menekankan pentingnya menciptakan iklim usaha yang digunakan kondusif untuk menumbuhkan kegiatan kegiatan ekonomi produktif. Hal ini mencakup penyederhanaan regulasi, peningkatan infrastruktur, dan juga dukungan bagi usaha kecil lalu menengah (UKM). Pertemuan perekonomian yang dimaksud produktif akan meningkatkan pendapatan nasional juga membantu menguatkan rupiah.

Dengan mengadopsi kebijakan yang digunakan tepat lalu melibatkan partisipasi masyarakat, Kusfiardi percaya bahwa pemerintah juga otoritas moneter dapat menciptakan lingkungan perekonomian yang mana lebih besar kuat juga tangguh, memverifikasi bahwa rupiah tetap memperlihatkan stabil dan juga kuat.